Senin, 15 Desember 2014

menggila

bikin ginian buat event dari TOUCH . view please view :v


150114

15 Desember 2014
10:28

Hari dimana aku memilih untuk melangkah pergi . Hari ketika aku akhirnya mengambil keputusan sulit itu , menjadi hari dimana segalanya benar-benar berubah . Tak pernah sama lagi . Duniaku , tak lagi seperti dulu . Sejak hari itu , tak ada lagi ketentraman seperti sebelumnya . Kenyamanan nampaknya hanya menjadi mitos dan sejarah belaka . 

Khawatir , curiga , takut , bimbang , semua bercampur jadi satu dalam hati dan pikiranku . Tak ada lagi tawa yang sesungguhnya . Tak tampak lagi arti pertemanan yang sebenarnya . Semua nampak sama , tak lagi berwarna hanya semakin kelabu tiap harinya .

Aku ingin berlari ke depan , namun untuk melangkah maju saja harus terseok . Aku masih terjebak dengan hingar bingar masalalu yang tak jarang kembali mengalirkan embunku . Jika saja saat itu bertahan tak begitu menyakitkan , aku tentu tak kan pergi sejauh ini . Kau tau , aku bukan orang yang senang meninggalkan tempatku . Tapi kini , tak hanya meninggalkan , aku bahkan harus melupakan .

Mencoba mencari diri yang baru . Mencoba melangkah memasuki dunia baru . Semua tak sama seperti dulu . Aku terlalu nyaman dengan keberadaan ku di masa lalu . Aku mencintai duniaku dulu , lebih dari yang mereka tau . Namun tentu tak ada jalan untuk kembali .

Aku tak lagi terjebak di sudut ruang hatiku , aku hanya mematung di tengah ruang hampa . Tak ada lagi rasa memiliki seperti dulu . Tak ada lagi cinta yang berbunga . Tak ada rasa ingin menggenggam kuat . Tak ada rasa takut melepaskan .

5 September 2011 selalu menjadi hari bersejarah bagiku . Langkah pertamaku memasuki dunia baru , bersama seseorang yang baru . Aku masih ingat betapa bahagianya aku saat itu . Dunia itu terasa begitu menakjubkan . Beberapa bulan yang lalu , aku memasuki dunia yang tak jauh berbeda namun rasanya sungguh tak sama . Tak ada degupan dalam jantungku . Tak ada senyum penuh kegembiraan . Semua sirna bersama jejak ku yang tertinggal di dunia pertama ku .

Senin, 18 Agustus 2014

teringat 13

Hai kamu , masalalu yang tak hentinya menyapa . Aku kini tak anggapmu istimewa seperti dulu . Bahkan jika aku tak punya hati , aku ingin berkata bahwa aku tak berharap untuk mendengar lagi kabar tentangmu .

Kamu dulu pernah memiliki ku . Tidak sebentar aku bertahan disampingmu , 3 tahun . Tentu seharusnya kamu tau dan mengerti dengan pasti bagaimana aku . Aku tak berubah , aku masih sama seperti dulu . Hanya saja apa yang ada di antara kamu dan aku sudah lama tak lagi sama , 3 tahun .

Aku pikir kamu akan mengerti , bukan aku yang begitu angkuh . Namun ada seseorang yang harus ku lindungi hatinya . Ada seseorang yang kini ku prioritaskan kebahagiaan dan ketentraman hatinya . Dan kamu bisa menebak siapa dia . Dulu , mungkin kamu yang harus berkeras menahan egoku untuk bercengkrama dengan teman lelaki ku . Tapi kini aku sudah lebih dewasa dan cukup mengerti untuk membatasi diri . Aku tak ingin ada prasangka yang muncul karena kedekatan yang tak ku harapkan . Aku tak ingin melukai dan merapuhkan rasa percayamya untuk yang kedua kali .

Aku harap kamu mengerti dan mampu memilih sikap yang tak akan melukai siapa pun . Aku percaya kamu tak ada niat mendekatiku lagi seperti dulu . Aku pun tak memiliki niat untuk lebih dekat lagi denganmu . Tapi tak ada yang tau apa yang kelak dia pikirkan . Lebih baik kita semakin menjauh dan menjadi orang asing daripada aku harus kehilangan dia untuk yang kesekian kali .

Menjauhlah masalalu ku . Keramahanku hanya sekedar sopan santun tak bermakna apapun .

18814

Tinggal menghitung hari sampai tanggal peringatan 16 bulan kebersamaan kita . Aku ga tau itu harus disebut waktu yang lama atau sebentar . Kalau aku boleh milih , aku pengen waktu berhenti saat ini juga . Aku takut , di masadepan aku nanti ga akan ada kamu lagi .

Aku ga akan bohong dengan bilang aku selalu bahagia sama kamu . Ga jarang aku sakit bahkan nyaris hancur karena kamu . Tapi entah gimana , semua sakit yang kamu kasih ke aku ga cukup buat bikin aku menyerah untuk pengen terus ada di samping kamu .

Aku pengen kamu tau , hari ini kamu udah bikin perasaan aku ga sama lagi ke kamu kaya hari kemarin . Aku berniat untuk 1001 kali lebih dan lebih serius lagi ngejalanin sisa umur aku ini bareng kamu . Tujuan aku makin jelas , ga peduli apapun pendapat mereka yang ga tau apa-apa tentang hatiku itu . Aku cuma pengen bahagiain kamu , gimana pun caranya . Aku pengen jadi satu-satunya yang kamu harepin , dambain , dan cintai . Aku ga peduli bahkan walo harus di anggep ga punya harga diri sama mereka .

Ga munafik kalau aku berharap kamu akan lakuin hal yang sama kaya aku , kalo aku berharap kamu punya cinta yang sama besarnya kaya aku . Tapi seandainya pun keinginan muluk aku itu ga bisa atau ga mau kamu penuhin , gapapa . Aku udah cukup seneng bisa denger kamu ketawa walau tawa itu bukan karena aku . Aku bahagia walau hanya dengan memperjuangkan yang terbaik buat kamu .

Jumat, 30 Mei 2014

anggap saja drama [2]

Gue pengen marah sama dunia . Pengen neriakin semua beban yang menuhin isi kepala gue yang sempit ini . Tapi bibir gue selalu beku , ga bisa berkata . Gue pengen benci sama dunia , tapi gue sadar gue ga pantes . Gue pengen maki dunia , tapi gue yakin gue ga layak . Gue cuma bisa diem aja dalam tangis , mendem semuanya . 

Gue juga pengen punya temen , cuma mungkin gue selalu salah bersikap . Gue gatau sikap kaya gimana yang bisa bikin gue di hargain orang , di sukain orang . Dari dulu , gue ga ada temen .Gue selalu di jauhin , di musuhin . Gue selalu nanya sama diri gue sendiri , inikah yang mereka bilang pembulian ? 

Salah gue apa ? Gue ga paham ! Kenapa mereka berebut main sama AAH ? Kenapa bukan gue ? Kenapa semua milih AAH ? Kenapa kalo foto yang di peluk AAH ? Kenapa yang di puji kalo nilainya bagus itu AAH ? Pernahkah sekilas aja liat gue ? Merhatiin nilai gue ? Peduli sama keadaan hati dan pikiran gue ? Pernahkah sesaat aja mencoba denger cerita gue , bertanya tentang hari gue ?

Gue marah ! Apa pun yang gue lakuin ga keliatan . Ketutup sama AAH . Bahkan walo sekeras apapun usaha gue . Sebaik dan semanis apapun gue bersikap , tetep aja mereka gamau temenan sama gue , ga berusaha peduli sama gue . Temen gue cuma para cowo yang akhirnya juga menjauh perlahan seiring pertambahan umur gue dan mereka .

Gue pikir sekolah di swasta yang jauh dari rumah bakal memperbaiki keadaan . Gue pikir , gue bisa lari dari 'neraka' gue di sana . Nyatanya makin bikin gue muak ! Perlahan dan pasti , gue memaksa diri jadi keras , pembangkang kata mereka . Gue cape jadi anak baik yang pada akhirnya ga di pandang juga . 

Lingkungan rumah gue , neraka pertama gue . Haruskah gue sebut nama mereka satu-satu biar mereka sadar dampak apa yang mereka kasih ke hidup gue ? Biar mereka tau rasa takut sebesar apa yang mereka tanam di diri gue ? Gue takut keluar rumah . Gue takut ga kuat nahan airmata gue ketika di 'jahatin' sama kalian . Gue benci kalo orang liat gue lemah ! Gue benci kalo orang pura-pura peduli sama gue cuma karena kasian liat airmata gue . Gue benci ! Lebih baik gue menyibukkan diri dengan dunia hayalan gue yang tentu ga satu pun dari kalian bakal ngerti .

Gue mencintai dunia ciptaan gue , lebih dari dunia nyata yang gue jejaki . Gue menciptakan tokoh 'sempurna' yang selalu nemenin hari-hari gue , bahkan sampai umur 20 gue ini .

gue apa ?

Gue mah sekarang apa sih di mata elu ? Mungkin cuma pemuas nafsu elu aja . Mungkin cuma kisah kelam hari kemarin elu aja . Mungkin cuma penghancur hati elu aja . Bales aja gue , bales gue sampe rasa sakit kita setara . Bales gue sampe gue ngalamin luka yang persis kaya elu . Jatuhcinta aja , jatuhcinta yang dalem ama dia . Bahagia sana , bahagia sama dede lu tercinta , tercantik , termanis , dan tersayang itu !

Lupain aja gue yang ga ada arti lagi sekarang buat elu . Lupain gue yang ga bisa ngasih bahagia buat elu . Lupain gue yang bisanya cuma ngelupain dan ngelukain elu . Lupain gue !

30514 1945

Aku bukan lagi aku yang memenuhi hatimu , menemani harimu . Aku kini hanya aku , bayang masalalu yang tak sepantasnya terus berharap ada di sisimu . Aku dan kamu tak lagi bisa di sebut 'kita' karena memang sejak awal tak pernah ada kata 'kita' .

Tak bisa ku katakan 'aku akan merelakanmu' karena sejujurnya aku tak akan pernah rela . Tak akan pula ku katakan 'aku akan melepasmu' karena memang aku merasa tak bisa melepasmu . Aku hanya mulai memperjauh jarak yang memisahkan ruang antara aku dan kamu . Aku hanya memberi waktu untuk hatiku agar membiasakan diri tanpa keberadaanmu , dan untuk hatimu agar mampu membungakan cintamu untuk dia yang kini merajai harimu .

Saat aku membuka mataku di sela sinar mentari yang menerebos melewati jendela yang besarnya tak seberapa itu , aku mengingatmu , mengingat kebiasaan aku dan kamu sebelumnya . Aku ingat mendengar suara parau khasmu di pagi hari . Aku ingat rengekan manjamu meminta waktu sedikit lebih lama lagi untuk terlelap dalam dekap bantalmu . Aku ingat kita saling memaksa untuk mandi , hal yang paling malas ku lakukan .

Saat aku ingin kembali memejamkan mata menatap sinar redup lampu di luar jendela , aku masih terus mengingatmu , mengingat kebiasaan aku dan kamu setiap malamnya . Aku ingat mendengar suara lembutmu mengantarkanku pada tidur lelap . Aku ingat rengekan manjaku memaksamu tak mematikan telepon yang memperpendek jarak di antara aku dan kamu . Aku pun ingat , aku selalu mengancam agar aku yang tidur lebih dulu . Sungguh , aku tak ingin berteman dengan sepi jika kamu terlelap lebih dulu .

Aku tak pernah bilang , tapi aku selalu berharap kamu mengerti . Bodohnya aku . Kamu bukan paranormal yang mampu membaca hatiku , tapi aku selalu saja memaksamu untuk menebak inginku . Sekarang , percuma juga bila ku katakan , ku pikir tak akan merubah apa pun , tak akan memperbaiki keadaan , tak akan membahagiakan hatiku apalagi kamu .

Tapi aku masih ingin melepas penat , menghempaskan seluruh beban yang masih tersisa setelah ku katakan akan menjauh darimu . Kamu tau ? Aku benci jika kamu mematikan telepon lebih dulu . Aku benci merasa di tinggalkan olehmu . Aku benci setiap kali harus melukaimu . Aku benci setiap kali mengatakan hal yang merusak perasaanmu . Aku benci ! Tapi tak pernah kamu sadari itu kan ? Aku dan egoku selalu saja bersembunyi di balik topeng keangkuhanku . Tau kah kamu ? Tak pernah aku ingin seangkuh itu di hadapan mu . Selalu aku ingin bermanja dalam peluk hangatmu . Selalu aku ingin melepas semua perih 20 tahun yang ku jalani dalam dekap ketulusanmu . Tapi ketololanku terus saja menutupi semua .

Kini , setelah bukan aku lagi yang menemani harimu , setelah bukan aku lagi yang memenuhi hati dan pikiranmu , aku meratap . Aku menangis menahan perih atas kebodohan yang ku jalani . Aku mengutuk batas maya antara aku dan kamu yang tak bisa ku jelaskan dengan nalar . Aku mengutuk diri ku .

hatiku merindu

Aku dilanda pilu . Hatiku merindu . Airmata tak sanggup lagi utarakan luka yang terasa . Aku tau semua salahku . Sejak awal memang kusadari secara pasti , semua ini sebabku . Maafkan aku yang menggores hati . Maafkan aku yang bersikap angkuh dengan ego yang terus saja membesar . Maafkan aku yang begitu sulit untuk turut berbahagia atas penyatuan cintamu dan dia . Airmataku mengalir lagi , melepas perlahan ikatan semu yang ku tambatkan pada hatimu yang kini membeku di hadapanku .

kapan kamu pulang ? - dwitasari

Lagi-lagi , tetap sama seperti sebelumnya . Saat rindu menghampiri . Saat pilu menyapa hati , aku kembali terjebak dalam dunia yang mempertemukan kita . Lagi-lagi , aku terlena oleh haru yang menyelinap di sela nostalgia kebersamaan kita .

Kini kutemukan satu lagi , mungkin bukan yang terakhir , rangkaian kata yang ungkapkan hatiku .

Hari ini , kamu nyaris tak menyapaku sama sekali . Aku berusaha mencari-cari alasan untuk menennangkan diriku sendiri . Pasti kamu sibuk , kamu sedang melakukan banyak hal , kamu sedang mengurus sesuatu yang membuatmu tak bisa terus menggenggam ponselmu . Aku tak peduli , sayang , hingga saat aku menulis ini , aku masih ingin menunggumu . Bodohkah aku ? Tololkah aku ? Iya , sejak kamu hadir mengguncangkan hari-hariku , aku tak lagi bisa bedakan mana kebenaran dan ketololan . Semuanya berkiblat ke arahmu , otakku dan hatiku . Semakin hari aku semakin sadar , aku sedang dalam keadaan sangat mencintaimu .
 Aku tak tau apa arti semua ini , sayang . Apa arti kedekatan kita ? Apa arti kebersamaan kita ? Apa arti komunikasi hangat kita yang terjalin selama beberapa bulan ini ? Aku tak tau dan tak ingin mencari tau . Aku hanya tau kamu tiba-tiba hadir , membawa perasaan berbeda dalam duniaku , dan kau menyelinap ke dalam hatiku . Aku berharap kau berjanji tak akan pergi lagi .
 Aku tak tau apa arti semua ini . Aku tak tau kenapa kau mengizinkanku melangkah pelan , masuk ke dalam duniamu , dan kau biarkan aku mengganggu aktivitasmu , kau izinkan aku bertanya banyak hal , kau tak marah saat aku mengganggu keseriusanmu . Aku tak kamu posisikan sebagai pengganggu , kau bahkan membuka tanganmu lebar-lebar , mengajakku masuk dalam pelukanmu . Aku tak tau apa arti pesan singkat kita . Apa arti kalimat 'aku sayang kamu' di setiap percakapan kita . Aku tak tau , namun aku masih ingin menjalani hari-hari ini bersamamu . Tak ingin semua berakhir dengan cepat . Aku sadar , sayang , aku bukan siapa-siapa di matamu . Aku juga sangat terluka mengetahui kamu pun tak kan pernah jadi siapa pun . Jarak kita begitu jauh , jarak kasat mata yang tak terbaca indra , jarak yang hanya mampu dibaca oleh isyarat , dibaca oleh hati kita masing-masing .
Aku menunggu saat-saat itu , saat kamu kesini dan kita bertemu seperti saat pertama kali kita bertemu . Di saat itu , mungkin kita bisa saling merasakan yang disebut kehangatan ketika jemari kita bergenggaman . Aku sudah cukup sakit menahan rindu , menahan perih , menahan jarak , jangan lagi siksa aku dengan kepergian dan pengabaianmu .

http://dwitasarii.blogspot.com/2014/05/kapan-kamu-pulang.html
 

Selasa, 27 Mei 2014

luka ini tanpa celah

Satu hati dua jiwa . Kini hanya sekedar menjadi kalimat tanpa makna mendalam seperti sebelumnya . Harusnya aku mampu tersenyum dengan tulus ketika melihatmu dalam dekap wanita lain . Nyatanya tak semudah itu . Aku sungguh menyadari , ini akan terjadi entah cepat atau lambat . Apalah aku ini , hanya gadis angkuh yang berulang kali lukai hatimu , hanya gadis tak tau diri yang masih saja terus berharap kau mampu mengerti aku .

Kini , semua kenangan nampak tak berarti lagi . Semua bahagia yang tercipta dan pilu yang terukir berhamburan berebut memenuhi pikiran sempitku . Malam ini , aku hanya mampu terdiam menahan tangis dalam hati , memendam luka di balik senyum dan ucapan selamat . 

Ku paksakan diri merelakanmu yang memang tak pernah sungguh menjadi milikku . Ku bekap mulutku menahan diri untuk tak berusaha menarikmu kembali dalam ikatan semu yang kita miliki sebelumnya . Ku jauhkan ponselku agar aku tak bersikap tolol dengan mencoba menghubungimu . Mataku berembun , nyaris membuat lukisan pilu potret kehampaanku saat ini .

Ingin ku katakan aku turut berbahagia , tapi bibir ini membisu . Aku tak bahagia untuk kebahagiaanmu dengannya . Sungguh bodohnya aku . Sungguh tak tau malu !

Aku tak mampu menahan lagi . Embunku membentuk sungai di wajah lesuku . Luka ini tanpa celah , memenuhi hati dan pikiranku , membusukkan kenangan yang susah payah ku simpan rapat . Ku peluk erat serpihan rindu yang masih tersisa , berharap aku tak pernah mengenalmu .

Mungkin setelah hari ini , tak akan ada aku lagi dalam harimu . Mungkin setelah hari ini , tak akan kau dengar lagi kisah tentangku . Setelah hari ini , mungkin segalanya akan semakin berbeda . Setelah hari ini , mungkin aku hanya akan sekedar menjadi mimpi tak bermakna untukmu . Mungkin nanti , setelah hari ini , kita tak akan ingat pernah saling mengenal , saling mencinta , saling merindu , saling menahan , dan akhirnya saling melepaskan , lalu melupakan .

tanpa kabar darimu - dwitasari

Untukmu yang mungkin tak kan pernah mampu mengerti bagaimana rumitnya perasaanku karena mu , bagaimana kacaunya hariku sejak kehadiranmu , dan bagaimana hampanya hatiku setelah kepergianmu .

Lagi-lagi ini bukan rangkaian kataku . Aku menemukan nya saat sedang menjelajahi dunia yang dulu pertemukan kita untuk pertama kali , dan akhirnya membawa kita pada pertemuan selanjutnya yang tak pernah kita rencanakan .

Sekarang , aku harus membiasakan diri untuk bernafas tanpa perhatianmu . Aku mengawali hari  , sambil menatap ponselku yang sepi tanpa kabarmu . Aku mencoba menerima kenyataan ini , sebagai gadis yang bukan siapa-siapamu , aku tak bisa menuntut banyak . Aku hanya bisa mencintaimu dari sini dan jika rindu , yang ku lakukan hanya satu . . . membaca ulang pesan singkat kita . 
Kau tau sejak awal kalau aku adalah wanita yang tahan banting disakiti berkali-kali jika sudah terlanjur mencintai .  Namun , sekian lama , semakin kusadari , mencintaimu adalah ketololan yang harusnya tak ku lanjutkan . Aku harusnya tak perlu seberlebihan ini , tak perlu berharap terlalu banyak , tak perlu memimpikanmu agar memiliki perasaan yang sama . Tak perlu , sayang , lupakan gadis tolol yang usianya akan selalu di bawahmu ini , lupakanlah bahwa kita pernah berada dalam keadaan baik-baik saja , lupakanlah semua kata cinta dan rindu itu .
Jemari ini telah lelah mencoba menyentuh hatimu yang mendingin . Kaki ini telah tak sanggup lagi melangkah karena enggan kau bawa lari jauh-jauh lagi , aku takut di persimpangan jalan sana , kita akan kembali saling meninggalkan dan melepaskan demi tujuan masing-masing
Aku sendiri kesepian , aku kehilangan senyumku , senyumku seakan tergantung pada kehadiranmu . Aku kangen kamu , ingin ketemu kamu , dan kamu belum tentu mengerti semua itu .

http://dwitasarii.blogspot.com/2014/05/tanpa-kabar-darimu.html

Rabu, 23 April 2014

anggap saja drama [1]

Bahtiar Rizki

Dulu , iya dulu , waktu aku masih 3 SMP . Aku pernah ngirim banyak puisi , curhat , bahkan boneka ke seorang cowok . Namanya Bahtiar Rizki , biasa aku panggil Ka Tiar . Tempat dia terlalu jauh buat aku jangkau , Kalimantan Timur , Pulau Tarakan tepatnya . Pulau Tarakan ? Nama itu bahkan belum pernah aku dengar sebelumnya . Paket pertama yang aku kirim tanggal 24 Agustus 2007 lewat kantor pos seharga 5400 rupiah . Sayangnya aku ga pernah tahu kabar paket itu selanjutnya . Aku ga tahu , paket itu sampai atau ga ke tempat Ka Tiar disana .

Emang ga pernah benar-benar ada ikatan yang spesial antara aku sama Ka Tiar . Semua cuma sebatas 'kakak' sama 'ade' . Waktu itu aku belum paham skype , IMVU pun aku ga tahu . Aku kenal dia lewat mirc , yang sekarang aku lupa gimana cara aksesnya . Deket sama dia pun cuma sebatas sms dan telepon . Ya , dunia kami bisa dibilang ga nyata . Seakan cuma dunia hayal yang ga akan pernah bisa aku lihat dalam nyata . Tapi aku ga pernah nyangka , hati aku bisa sayang sama dia jauh melebihi apapun saat itu . Bahkan terlampau jauh melebihi perasaan aku ke mantan-mantan aku waktu itu .

Terlalu susah buat aku berhenti berharap sama Ka Tiar . Aku cuma bisa nunggu tanpa kepastian apapun . Surat-surat aku ga pernah dapet balesan dari Ka Tiar . Tapi aku tentunya ga pernah cape nulis surat buat dia . Walau akhirnya aku menyerah , surat-surat itu ga pernah lagi aku kirim . Banyak banget surat yang aku tulis buat Ka Tiar . Aku tahu Ka Tiar ga akan pernah baca surat-surat aku , tapi aku ga pernah bosen cerita tentang segalanya ke Ka Tiar lewat surat-surat itu . Dengan nulis surat buat dia , aku ngerasa dia hidup . Disini , di hati aku , di ingatan aku . Ka Tiar itu abadi dalam kenangan aku . 

Aku masih ingat dengan jelas gimana rapuhnya aku waktu ditinggal Ka Tiar . Aku ingat gimana hilangnya harga diri aku waktu ngejar Ka Tiar . Aku juga ingat gimana hancurnya aku dapat penolakan Ka Tiar . Ka Tiar ada buat aku , di masa aku merasa ga punya siapapun untuk berbagi . Ka Tiar ngasih aku support saat yang lain bikin aku ngerasa kaya sampah . Aku ngerasa sendiri , dan Ka Tiar yang ngeyakinin aku kalau aku berharga , kalau dia akan selalu ada buat aku , ga akan pernah ninggalin aku . 

Tapi ya sekali lagi , janji cuma sekedar janji . Kalau di flashback lagi , kayanya besar banget efek yang Ka Tiar ciptain buat aku waktu itu . Bahkan mungkin sampai sekarang , serpihan efek itu masih tersisa . Hubungan yang mungkin bahkan ga pernah berbekas dalam ingatan Ka Tiar ini , cukup kuat bertahan lama di hati aku . Butuh waktu bertahun-tahun buat aku bisa merelakan semuanya . Walaupun kadang aku lupa , tapi aku tahu kalau rasa yang aku sebut 'sayang' itu masih selalu ada . Meskipun emang ga sebesar dulu . Meskipun mungkin cuma jejak dari kenangan yang salah aku artikan .

Aku selalu siap kalau seandainya nanti Ka Tiar nyari aku lagi . Aku selalu siap jadi 'ade' nya lagi . Tapi aku cukup waras untuk sadar kalau itu cuma bakal terjadi dalam imajinasi aku aja . 

17414 1505

Aku masih belum menentukan hatiku . Aku masih terombang-ambing di antara dilema yang membelenggu . Aku memaksa diri untuk merasa yakin bahwa semua baik-baik saja . Nyatanya aku sebenarnya telah lama menyadari bahwa aku selalu membuat segalanya jadi lebih rumit . Sungguh hati ini ingin kembali berlabuh . Tapi sayang , seberapapun lelahnya aku mencari , rasanya tak ada dermaga yang layak ku singgahi . Bukan karena keadaan dermaga itu , tapi karena aku selalu merasa tak pantas berlabuh disana .

Tinggal menunggu waktu bagi kehancuranku . Tinggal menunggu waktu untuk kepergianku . Aku terlalu malas untuk bangkit . Aku terlanjur terlena dalam kerumitan yang ku ciptakan .

sebelum kita berpisah - dwitasari

Aku tak mengerti bagaimana untuk ungkapkan semua . Anggap saja ini seperti surat perpisahan untuk kita yang untung saja saat ini masih bersama . Anggap saja ini tanda penyesalanku yang hadir lebih dulu bahkan sebelum kita benar saling melepaskan . Anggap saja mungkin inilah yang akan kurasakan jika tiba saatnya nanti kita saling melupakan .

Ini bukan coretanku . Ini karya milik yang lain yang sedikit ku rubah untuk menyesuaikan keadaan kita .

Aku berusaha diam dan hanya bisa mengamatimu , pertemuan kita terakhir sudah jadi alasanku merasa sedih beberapa hari ini . Kita jarang bertemu dan tentu kamu tahu jarak kita yang sangat jauh membuat aku dan kamu jarang-jarang bertatap muka dan mata . Tapi , aku sia-siakan waktu pertemuan kita sambil berbicara dengan rekanmu yang lain , lalu aku asik dengan ponsel yang ada dalam genggamanku . 
Aku selalu berbicara soal pria-pria yang mencuri perhatianku . Aku pura-pura tak tahu betapa saat itu perasaanmu sangat terpukul . 
Jika kelak kamu berubah , ini semua salahku . Aku mencoba percaya , saat ini kamu sedang cinta-cintanya denganku , namun aku malah asik dengan pria lain di luar sana yang bagiku terlihat menarik . Aku mengabaikanmu , aku tak ingin dengar bisikan cintamu , lalu kita menjalin hubungan dengan status yang entah harus disebut apa . Sejujurnya aku yakin dari awal kamu tak dekat dengan siapapun kecuali aku , tapi aku tak mau hargai kesetiaanmu , aku malah membagi hati pada pria-pria yang pandai menenggelamkan aku pada harapan palsu . Aku takut nanti tiba-tiba kamu berubah jadi pria yang sangat berani , pria yang tak ingin ku tindas lagi , pria yang lalu  meninggalkanku tanpa basa-basi .
Setiap aku mengingat ini , rasanya aku ingin menangis . Aku sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu . Aku takut jika nanti aku baru menyadari bahwa aku mencintaimu justru saat kamu telah berubah jadi seseorang  yang tak lagi terlihat mencintaiku . Saat pria-pria itu pergi , mungkin akhirnya aku menyadari ternyata selama ini aku mengejar hal yang salah . Selama ini aku terlalu asik dengan duniaku dan mengesampingkan perasaanmu . Rasanya aku selalu ingin mengulang waktu agar aku bisa memelukmu , menggenggam tanganmu , dan merasakan hembusan nafasmu sehangat kemarin .
Aku takut nanti kamu semakin jauh . Aku takut kelak ketika kutatap matamu , tak ada teduh rindu yang kutemukan lagi disana . Aku takut kelak saat kamu genggam jemariku , tak ada lagi hangat dari eratnya penyatuan jari-jari kita . 
Aku hanya bisa berharap , kamu selalu bahagia meskipun suatu saat nanti kita harus berpisah .
http://dwitasarii.blogspot.com/2013/12/sebelum-kita-berpisah.html

O.R

23414 0417

Hei kamu , yang masih mengisi palung rinduku . Yang masih terus mengukir namamu dalam gelapnya hatiku . Aku tak henti bertanya , tak henti berpikir . Mengapa cinta itu harus hadir di antara kita ? Mengapa suaramu mampu membungakan hatiku ? Mengapa tatapanmu mampu meluluhkan ku ?

Aku berikan seluruh bahagiaku untukmu . Aku berjuang berikan bahagia yang sama di hatimu . Tapi mengapa harus kamu yang selalu dengan mudahnya mengucap perpisahan ? Mengapa tak ada sedikit pun saja tampaknya kamu memikirkan hatiku ?

Tahukah kamu ? Aku lelah menerka . Terus menebak sebesar apa cintamu untuk ku . Terus menebak setulus apa hatimu untuk ku . Terus menebak seperti apa sebenarnya artiku di matamu . Aku lelah bermain dengan pikiranku sendiri . Aku lelah percaya dengan persepsi dan spekulasi ku sendiri . Aku ingin dengar semua dari bibir manismu . Aku ingin dengar semua dari hatimu . Aku ingin lihat semua lewat tatapanmu . Aku ingin lihat semua dari perangaimu . Aku ingin merasakan semua .


Selasa, 22 April 2014

1302

Emangnya salah aku apa ? Salah ta kalo cape , pusing , ngantuk ? Ga boleh ta aku tidur ? Kenapa aku kena marah terus ? Kenapa ujungnya selalu aku yang salah ? Kenapa ga ada satu orang pun yang peduli ? Nobody cares !

Kenapa aku harus terus berusaha ngerti orang ? Kenapa ga ada satu orang pun yang ngerti aku ? Berusaha ngerti aja ga ada , mungkin . Kenapa aku harus punya perasaan ? Kalo ga punya rasa kan ga akan pernah ngerasa sakit .

Aku juga mau dimanja kaya orang lain . Aku juga mau di perhatiin . Aku juga mau ada yang ngomong dengan lembut ke aku . Kenapa aku harus dikasarin terus ? Kenapa semua cowo sama ? Kenapa aku harus dimarahin terus ? Kenapa aku harus dibentak terus ? Kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa ???

Aku cuma pengen kamu ada disini , di samping aku . Aku pengen di elus sama kamu . Aku pengen perhatian lebih dari kamu . Aku pengen disaat aku terluka , ada kamu yang siap lari untuk nolong aku .


4612

Aku hanya mencoba bertahan di tempat di mana mungkin aku sudah tak diharapkan . Aku hanya ingin tetap mencintaimu , walau mungkin rasa itu tak ada lagi di hatimu .

aku tidak peduli - dwitasari

Aku tidak peduli pada cemooh teman-temanku tentangmu . Tak ingin tahu penilaian mereka tentangmu . Aku tak mau tahu karena kau sempurna di mataku , kesempurnaan yang mungkin hanya bisa kubaca dan kurasa ketika kita bersama .

Aku tidak peduli pada perkataan orang-orang sekitarku bahwa kita tak akan mungkin bersama . Aku hanya bisa menjawab semua cacian itu dengan senyum dan berkata 'biarkan kamu yang menjalani semua . Kami yang tahu apa yang terjadi selama ini' . Bersamamu , kurasakan kebahagiaan yang tak bisa ku jelaskan , kebahagiaan yang tak akan pernah mereka pahami .

Aku tidak peduli pada perubahan sikapmu yang semakin sulit ku toleransi . Kamu yang selalu hilang ketika ku butuhkan . Kamu yang menjawab pesan singkatku dengan jumlah karakter yang bisa dihitung jemari . Dan kamu yang seakan tak pernah menunjukkan cinta dalam tatapanmu padaku .

Awalnya , aku memang tidak peduli pada perasaan , status , dan cemooh orang lain tentang hubungan kita . Perkataan-perkataan bodoh dan penilaian negatif bahwa kita tak akan mungkin bersama . Aku menutup telinga dan tetap berusaha memelukmu dalam bayang-bayang , peluk hangat yang mungkin tak pernah kau rasakan nyata hingga sekarang .

Aku tidak peduli , namun semakin aku tidak peduli , semakin aku takut kehilangan kamu .

Rabu, 26 Maret 2014

Farewell [?]

Teruntuk Rizal Nur Rahman yang dengan setia mendengarkanku .

Surat ini ku persiapkan untuk perpishan kita yang mungkin tak lama lagi . Sebentar lagi , entah besok , lusa , atau bahkan hari ini juga kita akan tak saling bertegur sapa . Bisa saja kita tak saling mengenang . Bisa juga kita tak akan saling merindu . Atau bisa pula nanti kita saling menangisi , menyesali , entah untuk alasan apa . Mungkin menangisi perpisahan tak diduga ini . Atau mungkin menyesali perkenalan kita dulu . 

Tapi hal terburuk yang ku takutkan , kamu kelak tak akan merasa pernah mengenalku . Aku tak akan meminta kamu mengingatku . Hanya saja aku berharap kamu tak akan lupa aku . Izinkan aku kelak tetap menjadi bagian kecil dari masalalu mu . Jika kamu tak bisa mengingatku sebagai teman mu , jangan lupakan aku sebagai orang yang merusak salahsatu lingkaran mu .

Minggu, 23 Maret 2014

23314 1643

Teruntuk 2 orang yang namanya kini memenuhi pikiranku .

Surat ini bukan lagi surat penuh pengharapan seperti kemarin . Surat ini berisi penyeslan mendalam yang tak mampu ku ungkap bagaimana pun caranya . Seperti kenyataan yang terjadi , nasi telah menjadi bubur . Dengan semua tingkahku yang entah pantasnya kalian sebut apa . Dengan kebodohanku yang merusak kepercayaan antara kalian . Aku menghancurkan kepercayaan yang kalian titipkan padaku .

Aku merajuk , memaksa masuk dalam lingkaran yang kalian miliki . Dan lalu di luar kendali ku , aku membinasakan semua . Tawa dan canda yang kalian jaga , ku hapuskan tanpa sisa . Panggil aku si pembawa musibah . Aku bukan hanya cobaan , aku memang musibah untuk ikatan yang kalian bentuk sejak lama .

Ingin ku tepati janji , berusaha semampuku memperbaiki keadaan . Nyatanya tanpa hasil . Mungkin usahaku yang memang kurang maksimal . Mungkin juga usahaku yang malah membuatnya semakin rumit .

Tampaknya semua pertanyaanku kemarin terjawab . Tapi sungguh aku bersumpah , bukan ini akhir yang kuinginkan . Bukan dengan airmata . Jika ada yang patut disalahkan , memang itu aku . Jika ada yang ingin di benci , memang seharusnya itu aku . Jika ada dendam tersimpan , tujukan itu padaku . Aku tak akan lari . Tak akan sembunyi . Tak akan membela diri .

Jika kali ini kalian tanya apa inginku , dengan tertunduk lesu aku akan bilang 'lupakan inginku kemarin . biarlah aku mengenang kalian . tapi tolong damailah kalian' . Abaikan saja keberadaan ku jika itu mampu membuat kalian merasa lebih baik . Lupakan saja tentangku jika itu mampu menentramkan kalian . Entah kata apa lagi yang harus ku ucap untuk mendamaikan kalian . Jika dengan hilangku mampu membuat kalian kembali seperti sebelumnya , maka usirlah aku . Paksa aku pergi demi mengembalikan senyum antara kalian .

Ini bukan surat perpisahan . Hanya sepercik curahan hati yang putus asa menghadapi kenyataan . Aku tak akan pamit . Belum akan pamit , hingga nanti mampu mempersatukan kalian lagi . Atau hingga nanti kalian dengan sepakat menyuruhku menjauh .

Sekali lagi maaf . Sungguh maaf untuk semua luka yang ku torehkan . Maaf , karena kalian masih harus bersabar menghadapi aku yang tak tau diri ini . Maaf , karena kalian pasti akan jenuh mendengar ribuan maaf yang ku ucapkan . Maaf .

22314 1544

Teruntuk 2 orang yang tiba-tiba mengisi hariku dan perlahan menyentuh hatiku .

Jika nanti kalian melihat ini , aku tau kalian pasti akan menyadari untuk siapa surat ini kutulis .

Kalian . Dengan semua tawa dan airmata yang kalian tawarkan . Dengan suka dan duka masalalu yang kalian bawa . Menyeretku masuk dalam lingkaran yang telah kalian miliki sejak lama .

Aku . Juga dengan tawa dan airmata yang kumiliki . Juga dengan suka dan duka masalalu yang kusimpan . Memaksa kalian masuk dalam ruang kelabu di hatiku .

Kita . Dengan semua kisah kelam juga penuh warna yang tertutup rapat di hati . Dengan hubungan rumit yang entah harus disebut apa . Saling melindungi hati . Saling mendustakan rasa .

Waktu berlalu . Hari berganti . Entah apa makna dibalik debaran jantung ini yang kerap kali tak menentu . Entah karena apa pilu sering terasa di hati . Entah untuk siapa senyum terus menghiasi hari . Hubungan ini terlihat semakin rumit . Tak jelas haluan nya kemana . Tak pasti nahkoda nya siapa .

Ada kamu yang memulai semua kisah rumit ini . Ada kamu yang ikut terbawa dalam arus tak jelas arah antara kami . Ada pula aku yang tanpa sadar mulai membuka hati . Kita tau pasti siapa yang memulai semua ini . Dia tentunya tau pasti kenapa memulai semua ini . Hanya saja mungkin tak terpikir olehnya semua ini mulai mempengaruhi hatiku . Juga pikiranku . Entah bagaimana dengan kalian .

Kini , tak lagi bisa kita tau siapa yang kelak mampu mengakhiri semua kerumitan ini . Tak bisa prediksi bagaimana hubungan ini nantinya . Mungkin aku jatuhcinta dengan satu di antara kalian . Mungkin satu dari kalian pun miliki rasa yang sama sepertiku . Mungkin kita menjadi teman tak terpisahkan . Tapi juga mungkin aku kembali menjadi orang yang seakan tak pernah memasuki lingkaran kalian .

Jika kalian tanya aku , apa inginku . Aku pasti menjawab ingin terus mengenal kalian , bukan hanya mengenang . Izinkan aku terus menjadi bagian dalam lingkaran yang kalian buat . Dalam ikatan yang kalian miliki .

Sebelum terlambat . Sebelum tak bisa lagi bertegur sapa . Aku ingin mengucap terimakasih untuk segala hal yang tak mampu ku ungkapkan . Untuk waktu yang telah , sedang , atau akan kita lalui bersama . Terimakasih .

Sabtu, 22 Maret 2014

22314 0005

Sabtu , 22 Maret 2014
00.05

Tuhan , ini tak lagi hanya tentang cinta maupun hatiku . Logika dan otak ku mulai berfungsi sebagaimana mestinya . Cinta dan hati ini nampaknya masih sama , Tuhan . Masih membisikkan nama yang sama seperti hari sebelumnya . Tapi logika ku seakan tiba-tiba menunjukkan kenyataan yang ada . Meneriakkan pertanyaan-pertanyaan yang hanya terus bergema . Tak mampu kutemukan jawaban pastinya .

Aku terjebak , Tuhan . Bersama bias masalalu dan godaan menuju masadepan yang tampak masih kelabu . Aku terjebak , Tuhan . Di antara bisikan hati dan paksaan ego yang terus saling meneriaki . Aku terjebak , Tuhan . Sungguh tak ingin berdiam diri namun tak mampu melangkah sendiri .

Tuhan , akankah jalan mudah yang ku pilih kelak membawaku dalam duka tiada terperi ? Tuhan , akankah jalan sulit yang ku hadapi kelak hadirkan tawa dalam kebahagiaan abadi ? Tuhan , kurasa aku memang terjebak . Aku terhenti di persimpangan yang Kau tunjukkan padaku . Aku dilema menanti takdir yang Kau siapkan untukku di setiap ujung jalan berliku .

Rabu, 19 Maret 2014

Damn !

Rabu , 19 Maret 2014
15.02

Surat-surat lamaku yang terbengkalai akhirnya menemukan tujuannya . Tinggal selangkah lagi sebelum akhirnya surat-surat berdebu itu sampai ke pemilik sebenarnya . Jantungku berdebar terlalu keras hingga mampu ku dengar . Nafasku tersengal memberi tanda betapa terkejutnya aku . Airmata seakan ingin berloncatan keluar . Susah payah ku redakan amukan di hati .

Dia yang lama hilang , yang memang tak pernah mencariku kembali . Dia yang seharusnya sudah kulupakan , kutemukan dalam pencarian tak sengajaku . Bermula dari rasa penasaran , aku mencoba mencari jejaknya . Ingin memastikan dia memang benar nyata untuk kesekian kalinya .

Aku tersentak . Surat-surat lusuhku kini menemukan muaranya . Entah harus kumulai dari mana . Entah dia orang yang dulu ku kagumi atau bukan . Hanya dengan firasatku , ku yakin itu dia . Wajahku merona . Ingin ku ungkapkan rindu yang pernah tertimbun lama di hati . Ingin ku ucap salam sebagai tanda resminya perpisahan . Tapi untuk apa ? Rindu itu bahkan lama tak kurasakan lagi . Rindu itu kini telah menemukan muaranya yang lain . Untuk apa ku resmikan perpisahan jika kebersamaan saja tak pernah benar-benar terjalin .

Tapi egoku terus memaksa . Aku benar-benar ingin mengatakan aku melepasnya . Melepas semua asa , angan , mimpi , dan kenangan tentangnya . Aku ingin melepas rindu yang tertambat . Aku ingin mengucap perpisahan . Dengan begitu , semua sesak ini mungkin akan sirna . Semua luka ini mungkin akan menghilang . Dengan begitu mungkin tak kan ada lagi penyesalan dan harapan yang tersisa tentangnya .

Farewell (3)

Jumat , 2 Agustus 2013

Teruntuk Alfatihul Ihsan , yang tak lagi menyisakan rindu .

2 tahun yang lalu terasa sempurna dengan keberadaanmu di hatiku . 2 tahun yang lalu aku sempat merasa beruntung memilikimu . 2 tahun yang lalu juga rasanya hatiku hancur tak menentu . 2 tahun yang lalu embun menggoreskan luka , mengalirkan jejak darahnya . Butuh waktu setahun sejak perpisahan antara kamu dan aku untukku akhirnya melepasmu dari hatiku .

Tapi rindu itu masih selalu menyayatku , menyesakkan dadaku , mendebarkan jantungku . Dalam setahun menahan luka itu , tak henti aku mencari cara untuk mengetahui kabarmu . Ingin ku ingat perkataanmu dalam tidurku kala itu . Tapi semua yang bisa membuatku mengingatmu telah ku hapus tanpa sisa . Seakan tak ada lagi cara untukku mengenangmu .

Namamu masih sering ku sebut dalam setiap kisah penantianku . Tapi luka itu tak lagi terasa . Jantung ini tak lagi berdebar . Rindu ini seakan telah sirna . Akhirnya hatiku mampu menghapus namamu . Tak penting lagi kini kamu dengan siapa . Tak ingin peduli lagi bagaimana hatimu , harimu . Berbahagialah kamu disana tanpa aku yang berhenti mengenangmu . . .

Farewell (2)

Jumat , 2 Agustus 2013
11.41

Teruntuk Audhy Ellyas , yang tak lagi hiasi mimpiku .

Tak terasa sudah 5 tahun sejak terakhir percakapan kita . Waktu benar-benar nyaris menghapus semua jejak yang kamu dan aku sempat tinggalkan . Sungguh rasanya aku sudah melupakanmu . Lupa kalau sempat ada kisah tentang kamu dan aku dalam sejarah singkat masalalu ku . Jika bukan karena kehadiran dee , tampaknya ilusi tentangmu memang tak kan pernah hadir kembali .

Tak ada lagi perih yang terasa ketika aku mengenangmu . Yang tertinggal hanya senyum simpul tanda bahagia aku pernah mengenalmu . Kisah kita memang tak lama . Jejak kita memang tak banyak . Tapi dari cerita singkat kebersamaan kamu dan aku , sempat mengukir rindu yang mendalam . Menggores luka yang lama untuk terobati .

Tak pernah terbayangkan sebelumnya , aku mampu melupakanmu . Tapi waktu buktikan semua . Sekarang entah harus merasa bagaimana . Keberadaan dee di hatiku membuka kembali semua jejak antara kamu dan aku yang tertutup debu tak tersentuh .

Tak ingin aku menyakiti dee seperti aku melukaimu . Tak ingin pula aku kehilangan dee seperti aku ditinggalkanmu dulu . Jejak nostalgia antara kamu dan aku kini kubiarkan menjadi pelajaran indah untuk kisah baruku . Tak kan lagi kubiarkan embun melukiskan jejaknya ketika aku mengenangmu . Sudah cukup rasanya semua lukisan embun yang dulu kamu torehkan . Kini , hiduplah abadi dalam ingatanku , jangan lagi di hatiku .

Carilah kesempurnaan hidupmu . Titipkan salamku untuk Mama mu yang dulu menghacurkan anganku untuk mengejarmu . Katakan padanya , terimakasih dulu telah menghapus harapanku . . .

Farewell (1)

Jumat , 2 Agustus 2013
11.16

Teruntuk Bahtiar Rizki , yang tak lagi menjadi anganku .

Rasanya sungguh tak pantas jika aku merindukan sosok yang tak pernah jadi milikku . Tak akan pernah . Bayang wajahmu masih kuingat semu dalam ilusiku . Lirih suaramu tentu sudah terlupakan sejak lama . Tapi setiap kenangan kehadiranmu masih melekat kuat dalam ingatan .

Kamu yang pernah kuanggap sempurna , yang kini tak lagi kusebut namanya dalam tiap kisahku . Kini kembali menari indah memaksaku menjatuhkan embun-embunku . Sayang , embun ini tampaknya tak lagi berpihak padamu . Semua kisah lalu tentangmu , menggores luka tanpa airmata . Perih memang , tapi mengenang tentangmu seakan membawaku merasakan kebahagiaan lain . Kebahagiaan semu dari jejak masalalu ku .

Sejak dulu kepergianmu , aku memang tak berhenti memikirkan tentangmu . Tapi tentu tak pernah aku ingin berharap banyak . Sadar kalau harapan-harapan itu hanya akan sekedar menjadi mimpi tak terwujud . Mengingat keberadaanmu di hatiku dulu , terkadang mampu menguatkanku di sela luka yang menikam dengan kejamnya . Membayangkan mendengar lirih kata manismu mampu mebuatku berjalan walau tertatih setelah jatuh dengan kerasnya . Kata-kata manismu itu memang sering kali terasa menyakitkan ketika aku tersadar mungkin itu hanya bualan tanpa makna . Tapi akupun rasanya ingin percaya , ingin hidup bersama mutiara itu walau membuatku seperti hidup dalam mimpi

190314 1032

Rabu , 19 Maret 2014

Pagi Ma :)
Ma , mungkin ini surat pertamaku buat Mama . Bukan aku gamau , aku bahkan selalu berharap bisa berbagi kisah sama Mama .

Ma , banyak airmata terpendam di hati aku . Banyak tawa tertahan di benak aku . Semua nunggu waktu buat bisa di bagi sama Mama . Tapi entah gimana pun aku coba , mulut ini bahkan seakan ga bisa gerak kalo depan Mama . Mama tau ? Aku bahkan sering nangis sendiri nahan kesel sama diriku sendiri . Aku sibuk mengutuk diriku sendiri . Aku benci Ma . Aku benci kecanggungan yang tergurat di antara kita . Aku benci nangis sendirian . Aku kangen Ma . Aku kangen peluka Mama , belaian Mama .

Ma , tahun-tahun sulit harus aku lewatin tanpa pelukan Mama . Dan itu bikin semuanya terasa lebih berat buat aku jalanin . Aku tau Ma . Aku tau doa tulus Mama terus mengalir buat aku . Tapi aku ngerasa cuma butuh pelukan Mama . Aku butuh kehadiran Mama , bukan cuma dalam ilusi aku , juga dalam nyataku . Aku pengen nangis sepuasnya di pelukan Mama .

Ma , airmata ga berhenti buat lukisan jejaknya di pipi aku waktu aku nulis ini buat Mama . Semua rindu seakan tercurah jadi satu . Seakan rindu ini benar-benar mencapai puncaknya . Aku bahkan ga bisa inget kapan terakhir kali Mama belai rambut aku . Aku ga inget kapan terakhir kali Mama bilang sayang ke aku .

Aku benci semua kecanggungan ini . Aku benci semua gengsi ini . Aku marah sama keadaan . Aku marah sama diri aku sendiri . Aku tau Mama cape . Aku tau Mama butuh bantuan aku . Tapi entah apa yang selalu nahan aku buat nunjukin cinta aku ke Mama .

Maafin anak manjamu ini Ma yang ga pernah puas sama pemberian Mama . Maafin anak manjamu yang selalu nuntut ribuan hal ke Mama . Maafin anak manjamu yang entah kenapa setiap kali pengen nunjukin rasa sayangnya , yang muncul cuma sikap aku seakan ga peduli . Maafin aku Ma . Maafin aku . . .

220214 1547


22 Februari 2014

Hei kamu yang saat ini wajahnya menghiasi palung rinduku :) Terimakasih untuk 10 bulan yang bermakna ini . Dari 10 bulan yang terlewati , baru sekali kita merayakannya bersama . Tanpa kue tart , tanpa kado , hanya sebaris doa penuh pengharapan untuk kebahagiaan kita . Itu bulan lalu . Bulan ini , lagi-lagi tanpa kartu ucapan , tanpa setangkai bunga , hanya ucap rindu lewat telepon yang bergema . 

Rindukah kamu akan pertemuan kita ? Hanya dengan doa penuh harap rindu ini dapat tersalurkan . Mendengar suaramu saja tak pernah cukup bagi hatiku . Memilikimu adalah harapan terbesar yang kugumamkan dalam tiap doaku . Hari ini aku berdoa lagi , seperti hari-hari kemarin . Hanya saja kali ini sedikit berbeda . Kurasa ini lebih bermakna , kuharap doa ini segera terwujud karena kamu mengamini doaku . Hari ini aku cukup bahagia mendengar kamu memiliki pengharapan yang sama .

Terimakasih untuk 10 bulan penuh kenangan ini .Terimakasih untuk luka dan cinta yang hadir dalam 10 bulan ini . Semoga rasa kita tetap sama hingga bertemu 10 bulan berikutnya . Semoga doa-doa kita terkabulkan .

Sekali lagi terimakasih pangeran kegelapanku . Tetaplah jadi yang kubanggakan . Tetaplah jadi yang kurindukan . Tetaplah mengingatku dalam tiap detik waktu yang kamu lewati . Tetaplah simpan namaku di tempat terbaik di hatimu .

Tertanda ,
aku yang masih jatuhcinta sama kamu

Bukan Surat Cinta


Ini bukan surat cinta , bukan juga penyesalan . Ini untuk kamu yang wajahnya pernah menghiasi hariku . Untuk kamu yang namanya pernah mengisi hatiku . Aku bukan merindukanmu . Bukan pula sengaja mengenangmu . Hanya tiba-tiba terbersit bayang masalalu saat aku dan kamu masih menjadi 'kita' . Saat aku dan kamu masih bahagia untuk alasan yang sama . Saat aku dan kamu masih ingin menjemput asa yang sama . Saat aku dan kamu tak pernah terpikir 'kita' akan kembali menjadi asing .

Ini bukan surat penuh airmata seperti yang dulu biasa kutulis . Ini bukan tentang nostalgia berharap aku dan kamu dapat kembali menjadi 'kita' . Ini ucap syukur dan terimakasih karena kamu dan aku pernah melukiskan jejak yang sama . Walau jejak itu mungkin takkan nampak sama dimataku dan kamu . Rasanya terlalu sering aku memaki , terlalu banyak aku mengutuk . Terlalu lama aku menangisi luka dan terlupa kisah manis yang sebenarnya ada .

Kini dengan segenap ketenangan hati , dengan senyum yang terlambat ku tunjukkan , aku menatap matamu dalam imajinasiku . Maaf , aku terlambat meminta maafmu . Maaf , terlalu lama waktu yang kubutuhkan untuk menyembuhkan luka ku . Maaf , aku terlalu sibuk memikirkan diriku hingga lupa warna yang aku dan kamu lukis bersama itu nyata adanya .

Aku memang sempat menyesal mengenalmu . Tapi kini sesal itu memudar , hilang tanpa jejak . Warna yang pernah kamu dan aku ciptakan kini hadir kembali . Menyadarkanku kalau semua yang pernah ku lalui itu indah . Bahkan luka yang kamu gores , yang dulu terasa perih menyayat kini menebarkan harum kedamaian . Aku memaafkan semua yang terjadi antara kamu dan aku . Entah bagaimana dengan kamu . Adakah kamu rasakan yang sama sepertiku ? Ataukah dendam tentangku masih mengisi sudut hatimu ?

Apapun yang kamu pikirkan tentangku , apapun yang kamu rasakan setiap mengingat kebersamaan kamu dan aku , aku tetap ingin berterimakasih . Terimakasih kamu pernah menjadi cahaya dalam gelapku . Terimakasih kamu pernah menjadi luka yang mendewasakanku . Terimakasih kamu pernah menajadi pahit yang membuatku lebih menghargai manis yang terasa . Terimakasih kamu kini menjadi kenangan yang mengajarkanku arti melepaskan , yang mengingatkanku makna mengikhlaskan . Terimakasih kamu pernah mengukir senyum di antara duka dan lukaku . Terimakasih kamu pernah menemaniku menapaki jejak waktuku .

Ku harap kamu bahagia dengan jalanmu . Ku harap aku dan kamu akan sama-sama tersenyum di masadepan karena pilihan kita kini . Terimakasih . . .

Tertanda ,
aku yang menyimpan kenangan tentangmu

210214 1543

Jumat , 21 Februari 2014

Aku terjebak disini dengan cinta yang kuharap juga terasa di hatimu . Aku dengan seluruh keegoisan yang kumiliki , mencoba menahanmu tetap disini , disisiku yang malang ini . Betapa bodohnya aku berkata buku ini untukmu disaat nyatanya semua hanya tentangku . Aku terlalu memikirkan diriku hingga tak sadar perlahan mengabaikan hatimu .

Dee , bahkan rasanya tak pantas aku berlutut memohonmu untuk tetap bersamaku . Aku terlalu menyedihkan untuk bisa membahagiakanmu . Bagaimana aku bisa menjagamu disaat aku bahkan tak mampu mengangkat kepalaku sendiri . Aku terlalu lemah . Aku semakin lemah . Tapi lagi-lagi dengan semua keegoisan dan rasa tidak tau diri yang begitu besar , aku meratap memaksamu untuk tetap tinggal .

Aku ingin memohonmu untuk tetap bersamaku , menjadi penguatku . Aku ingin meminta izinmu untuk tetap bergantung padamu sampai kelak aku mampu berdiri sendiri . Sampai aku mampu menahan semua lukaku sendiri . Sampai aku bisa kembali menangis dalam kesendirianku . Tapi bagaimana bisa aku bangkit sendiri jika kamu tetap disisiku ? Bagaimana aku mampu memaksa diriku kuat ketika masih ada kamu untuk bergantung ? Aku sadar , aku tak boleh menahanmu disini jika pergi adalah pilihan terbaikmu . Aku sadar , aku akan terus bergantung jika kamu masih menopangku .

Aku memang sudah lama terjebak disini , di ruang kelabu di sudut hatiku . Tapi sungguh tak tau malu , aku ingin menjebakmu disini menemani hari kelamku . Aku pikir aku harus melepasmu , tapi bibir ini kelu tak mampu berkata-kata .

Dee , masih pantaskah aku disisimu ? Masih bolehkah aku berharap memilikimu ? Aku dengan semua kelemahanku mencoba menjaga cinta ini agar tak memudar . Aku dengan segenap sisa kekuatanku berharap mampu menahan hatimu tetap terpaut denganku .

Sepucuk Surat Penuh Harap

Tuhan , jika kelak aku bukan lagi peri kecil di hidupnya , izinkan aku tetap memiliki ruang di sudut hatinya . Tuhan , jika kelak kami tak ditakdirkan bersama , tolong jangan hapus cinta dan kenangan yang terlukis di antara kami .

Tuhan , dengan malu aku bersimpuh di hadapanMu memanjatkan doa berharap Kau mau mempersatukan kami di jalan yang Kau ridhoi . Tuhan , aku ingin bisa memamerkan pada dunia betapa kuatnya cinta yang ku miliki .

Tuhan , jika kami tidak di takdirkan hidup dalam kebahagiaan , jangan biarkan kami hidup dalam kebencian . Jangan biarkan kami membenciMu walau hanya sesaat .

Tuhan , jika aku ditakdirkan untuk meninggalkan dunia ini lebih cepat , ku mohon jaga dia dalam lindunganMu . Bahagiakan dia dengan cinta lain yang Kau siapkan untuknya .

Tapi Tuhan , jika kelak aku yang harus ditinggalkan lebih dulu , rengkuh dia dalam lindunganMu disana . Ku mohon tempatkan dia di tempat terindah yang Kau miliki .

Tuhan , entah siapa yang akan Kau jemput lebih dulu , ku mohon pertemukan kami kembali dengan cinta yang sempurna di dunia yang kekal nanti . Tempatkan kami di tempat yang penuh damai bersama keluarga kami .


Tuhan , hanya kepadaMu aku bisa meminta agar hatinya tetap terisi namaku . Hanya padaMu aku bisa memohon kekuatan untuk bisa bersama dengannya menjalani sulitnya dunia .

Tuhan , dengan ribuan tetes airmataku , aku menundukkan kepalaku di hadapanMu seraya berdoa . Ku mohon bawa kami , tuntun kami ke jalan cahayaMu . Lindungi ikatan cinta yang kami miliki . Kuatkan cinta kami agar tidak terus saling menyakiti . Jika kami tak bisa terus saling tersenyum , jangan biarkan kami terus menangis .

Tuhan , aku menunggu takdir indah yang telah Kau siapkan untuk kami . Aku menunggu waktu yang Kau tentukan untuk mengikrarkan janji suci kami dalam ikatan abadi .

Untuk Ibunda Dari Pujaanku

Teruntuk ibunda dari pujaanku

Aku mungkin bukan orang yang kau harapkan untuk mendampingin putramu menjalani hidup yang tak mudah ini . Aku bahkan mungkin tak pantas berharap untuk bisa bersanding dengannya .

Aku sadar , aku tak secantik rupamu . Aku pun sadar , aku tak setegar ibuku . Tapi perlu kau tau , aku terus belajar memantaskan diri untuk bisa jadi yang kamu dan putramu banggakan . Aku berlatih untuk bisa jadi yang mebahagiakan putramu .

Aku dengan tulus meminta maaf jika aku pernah melukai putra tersayangmu . Aku meminta maaf , karena berniat mencuri putramu , membawanya masuk dalam hidup kelabuku .

Wahai ibunda dari pujaanku , terimakasih karena telah menjaga pujaanku hingga saat ini . Terimakasih karena telah merawat dan membesarkannya hingga kini jadi yang begitu ku kagumi .

Wahai ibunda dari pujaanku , izinkan aku membawa putramu pergi menuju duniaku . Izinkan aku menggantikanmu untuk merawatnya sepanjang sisa umurku . Izinkan aku dan dia menciptakan dunia baru milik kami sendiri . Izinkan aku dan dia membawamu serta ke dalam dunia kami .

Wahai ibunda dari pujaanku , perlu kau tau , aku mengagumimu , aku menyayangimu .

Tertanda ,
aku yang memuja putramu

110114

Sabtu, 11 Januari 2014

Aku terus berusaha memantaskan diri , tapi mungkin aku memang dilahirkan untuk jadi yang tak pernah pantas dihidupmu . Ingin rasanya menyerah , tapi terlalu sulit untuk berhenti begitu saja saat ini . Aku ingin terus berjuang . Tapi untuk apa jika mimpi yang ingin ku gapai saja hanya ada dalam anganku seorang ? Bantu aku berlari jika ternyata kamu pun miliki mimpi yang sama sepertiku . Paksa aku berhenti jika mimpi ini hanya anganku sendiri !!

Sadarkan aku dari lamunan tak berujungku . Perlihatkan padaku sulitnya kehidupan yang ingin ku gapai itu . Kuatkan aku untuk sanggup melewati kehidupan sulit itu jika memang hatimu tertambat padaku . Usir aku jika memang aku bukan orang yang pantas menjalani kesulitan itu bersamamu .

Jumat, 07 Februari 2014

Drama (1)



Drama (1)

Ini sepenggal kisahku , kepingan hatiku yang mungkin belum ku ungkap pada siapa pun . Ini bukan hanya tentang aku , ini menyangkut hidupku , kisah kelam masalalu ku , dan masadepan yang mungkin tak terjamah olehku . Ini juga tentang mereka yang maramaikan hariku , yang menggores hatiku , yang mewarnai ceritaku , yang menambah kelam duka ku .
Aku ingin ungkapkan semua , hanya untuk melepas penat yang memberatkan langkahku . Aku ingin ungkapkan semua , hanya agar mereka mengerti seperti apa aku . Tak ku pedulikan lagi gossip miring mereka tentangku . Biarlah aku sendiri menahan sepi jika memang kisahku ini menjauhkanku dari dunia . Tapi izinkan aku meraih asa jika kisahku ini membuka mata dunia .
***
Sekarang hari Kamis 6 Februari 2014 . Aku duduk di depan laptopku . Kubiarkan jari-jariku menari di atas keyboard mencoba menuliskan kembali kisah lamaku . Aku tak perlu memaksa otak ku untuk mengingat , semua masih tergambar dengan jelas dalam ingatku . Bahkan terkadang , tanpa ku inginkan kenangan-kenangan itu menyeruak masuk dalam bayangku . Aku seperti melihat sebuah film di putar di hadapanku , tapi tidak , itu hanya kenanganku , gambaran kisah masalalu ku yang mencoba menari dalam pikiranku .
Entah aku harus mulai dari mana . Aku berkali terdiam menatap monitorku . Hening . Tak ada lagu yang kuputar seperti biasanya . Sering kali aku menikmati keheningan ini . Aku menikmati waktuku sendiri dalam sepi yang kuciptakan ini . Lalu aku teringat . . .

Lebih dari sepuluh tahun yang lalu , tamparan pertama di pipiku  melukiskan luka yang masih terasa menyesakkan hingga sekarang . Lebih dari sepuluh tahun itu juga , luka itu tak pernah mongering . Kejadian itu masih sering melintas dalam benakku . Tahukah kamu ? Sakit di hati ini terasa lebih menyakitkan dibanding tangan hangatnya yang menyentuh pipiku kala itu . Kenangan tentang hal itu terasa lebih menghancurkan dibanding kejadian itu sendiri .
Aku mendapat tamparan itu di saksikan ketiga adikku , di teras rumahku . Andai kesalahanku saat itu lebih berat lagi , mungkin lebih mudah bagiku melupakan segalanya . Nyatanya , bagiku itu hanya masalah sepele . Cuma karena aku ga mau mandi , pipiku jadi korban nya . Aku di seret masuk kamar mandi , aku disiram . Konyolkah bagimu ? Lebay kah aku di matamu ?
Ya , mungkin bagi sebagian orang ceritaku terlalu berlebihan . Mungkin bagi sebagian orang , aku hanya melebih-lebihkan keadaan . Tapi tahukah kamu ? Dengan kenangan itu , aku tak mampu melawan ‘mereka’ yang menyakitiku .
Pernah suatu ketika , pacarku di masa SMA dulu menamparku keras . Sering ku lihat orang lain berkata ‘Bapa aku aja ga pernah nampar aku , masa kamu nampar aku ?’ . Lalu aku ? Bagaimana dengan aku ? Aku hanya mampu menahan pedih , bukan di pipiku , tapi di hatiku . Bahkan aku tak bisa memakai ayahku untuk menjadi tamengku melawannya . Aku bisa bilang apa ? Aku marah . Aku marah pada ayahku . Aku marah padanya . Aku marah pada dunia . Aku marah pada diriku sendiri .

Ah , airmata dan ingusku mengalir tak terbendung . Terlalu menyakitkan . Aku menghapus airmataku dengan lengan bajuku . Aku menatap handphone ku , ingin menelepon Dee ku . Tapi kisahku belum selesai . Aku ingin menyelesaikannya hari ini .
Aku keluar kamar , mengambil wadah tisu . Aku mulai terpaku lagi pada monitor dan keyboardku . Jariku kembali menari . . .

Pantaskah aku marah ? Kadang , aku selalu berkata pada diriku sendiri bahwa ini semua memang salahku . Bahwa aku memang pantas mendapatkan kekasaran-kekasaran itu . Tapi seiring bertambah usiaku , aku kembali berpikir . Haruskah hukuman itu menggunakan fisikku ? Tak layakkah aku mendapat hukuman yang lebih halus ?
Hukuman-hukuman fisik itu juga menghukum mentalku . Aku menjadi semakin rapuh tiap aku mengingatnya . Aku merasa tak mendapat kasih sayang . Aku merasa tak pantas dicintai . Aku merasa terbuang .

Kini , dengan kedewasaanku yang memang belum matang sepenuhnya , aku sering mencari artikel tentang cara membesarkan anak dengan benar . Menghukum anak tak harus dengan kekerasan . Disini aku bicara di atas pengalaman pahitku . Kalau kamu saat ini sedang membesarkan seorang anak , ku sarankan jangan pernah sakiti fisiknya . Bukan luka fisik itu yang akan dia ingat , tapi wajahmu saat melakukannya yang akan dia kenang .
Kami (korban kekerasan fisik) mungkin akan memaafkan , tapi pasti tidak bisa melupakan . Aku bahkan masih ingat dengan jelas wajah ayahku , wajah mantan-mantan pacarku saat mereka melukai tubuhku . Aku masih ingat dengan jelas tempat dan suasana saat itu . Itu bukan kenangan yang indah . Relakah kamu jika anakmu kelak terus menyimpan luka di hatinya karenamu ? Relakah kamu bahwa kelak entah seberapa besar kamu mencintai mereka , entah pengorbanan apa yang telah kamu lakukan untuk mereka , tapi mereka masih mengingat dengan jelas kebencian mereka terhadapmu ?
Hukuman-hukuman fisik itu , merenggut sebagian kebahagiaanku . Membuat aku tak memiliki tameng untuk melindungi diriku dari mereka yang lainnya . Membuatku membenci ayahku meski aku sebenarnya sangat menyayanginya . Membuat senyumku kadang sirna saat aku mengingat kenangan itu .
Buat kamu yang saat ini punya pacar yang agresif dalam hal negative , yang kasar . Aku  pikir sebaiknya kamu menyerah mencintainya . Kamu tidak akan pernah bahagia dengan orang seperti itu . Aku sudah merasakannya dua kali , dan aku tak kan pernah mau bertahan lebih lama lagi dari yang terakhir terjadi . Mana mungkin bisa hidup dengan tenang jika ada rasa takut dipukuli ?
Buat kamu yang masih suka kasar sama pasangan . Kamu harus berhenti , atau kamy akan terus menyesalinya . Relakah kamu korbankan dirimu hidup dalam kenangan buruk seseorang ? Relakah kamu orang yang pernah begitu mencintaimu jadi begitu membencimu dalam ingatannya . Aku pernah melakukan . Aku membenci mereka . Bahkan aku sedang melakukan nya . Relakah kamu semua ketulusanmu sirna tertutupi oleh kekasaranmu yang mungkin hanya sekali ?
Selagi belum terlambat , bersikap baiklah sama orang yang kita sayang . Aku hidup dan besar dengan kenangan-kenangan burukku . Aku besar dengan kekasaran-kekasaran yang ku lalui . Tanpa ku minta , kenangan-kenangan itu ikut membuatku jadi kasar . Tak ku pungkiri beberapa kali aku melampiaskan amarahku akan masalaluku pada mereka yang tak bersalah . Tak ku pungkiri , beberapa kali aku memukuli adik-adikku , beberapa kali aku menampar mantan pacarku . Tapi jelas aku menyesal , aku membenci diriku . Bagaimana bisa aku melakukan hal yang kubenci pada orang lain ? Bagaimana bisa aku melukai seseorang dengan cara yang paling meninggalkan bekas di hatiku ?
Aku ingin berubah . Aku harus berubah . Aku belajar berubah . Jujur , tiap kali bertengkar dengan Dee kadang rasanya ingin menampar wajahnya . Tapi aku tahan . Aku tak bisa terus begitu . Aku tak ingin jadi yang di benci . Aku tak ingin meninggalkan kisah buruk untuknya .
***

4214 1628

Selasa , 4 Februari 2014
16.28

Aku masih ingat dengan jelas . Pertemuan pertama kita . Mungkin seharusnya bisa jadi lebih istimewa dari itu . Tapi nyata nya , aku ga pernah berharap itu bisa jadi lebih mengesankan lagi .

Buat aku yang saat itu masih menyimpan terlalu banyak luka , pertemuan itu terasa tak mungkin bisa jadi lebih bermakna lagi dari yang memang terjadi . Debaran itu terasa begitu nyata , terlalu nyata . Aku melihatmu dalam nyataku , bukan hanya bayangku semata . Kamu bukan lagi sekadar ilusi dalam hayal dan mimpiku .

Malam itu di depan terminal yang bahkan belum pernah kamu jejaki sebelumnya , kamu dengan sabar menungguku . Menunggu aku dating menjemputmu dengan wajah dekilku . Aku belum mandi haha
Aku masih ingat , kamu berdiri disana , di samping gerobak penjual kopi , melambaikan tangan . Jaket jeans itu , celana cino itu , kaos itu , masih terekam jelas dalam ingatan ku . Bagaimana denganmu ? Bagaimana dengan ingatanmu ? Masih kah kenangan itu bersemi dalam tidurmu ? Masihkah kenangan itu melukiskan senyum di wajah tampanmu ?

Aku masih selalu tersenyum , hingga kini setiap mengingat semua jejak yang kita tinggalkan di kota itu . Melakukan hal-hal gila yang bahkan tak pernah terpikirkan sebelumnya olehku . Menapaki langkah ke tempat yang belum pernah kamu singgahi sebelumnya .

Hal-hal konyol terjadi . Hal-hal memalukan pun demikian . Tapi kamu , dengan semua kesederhaanmu tak pernah marah dengan keteledoran yang ku ciptakan .

Terimakasih pujaanku . Terimakasih telah mau menciptakan kenangan itu bersamaku .. Terimakasih telah mencintaiku dengan kesederhanaanmu . Terimakasih telah mengizinkanku mencintaimu dengan kekuranganku .