Rabu, 26 Maret 2014

Farewell [?]

Teruntuk Rizal Nur Rahman yang dengan setia mendengarkanku .

Surat ini ku persiapkan untuk perpishan kita yang mungkin tak lama lagi . Sebentar lagi , entah besok , lusa , atau bahkan hari ini juga kita akan tak saling bertegur sapa . Bisa saja kita tak saling mengenang . Bisa juga kita tak akan saling merindu . Atau bisa pula nanti kita saling menangisi , menyesali , entah untuk alasan apa . Mungkin menangisi perpisahan tak diduga ini . Atau mungkin menyesali perkenalan kita dulu . 

Tapi hal terburuk yang ku takutkan , kamu kelak tak akan merasa pernah mengenalku . Aku tak akan meminta kamu mengingatku . Hanya saja aku berharap kamu tak akan lupa aku . Izinkan aku kelak tetap menjadi bagian kecil dari masalalu mu . Jika kamu tak bisa mengingatku sebagai teman mu , jangan lupakan aku sebagai orang yang merusak salahsatu lingkaran mu .

Minggu, 23 Maret 2014

23314 1643

Teruntuk 2 orang yang namanya kini memenuhi pikiranku .

Surat ini bukan lagi surat penuh pengharapan seperti kemarin . Surat ini berisi penyeslan mendalam yang tak mampu ku ungkap bagaimana pun caranya . Seperti kenyataan yang terjadi , nasi telah menjadi bubur . Dengan semua tingkahku yang entah pantasnya kalian sebut apa . Dengan kebodohanku yang merusak kepercayaan antara kalian . Aku menghancurkan kepercayaan yang kalian titipkan padaku .

Aku merajuk , memaksa masuk dalam lingkaran yang kalian miliki . Dan lalu di luar kendali ku , aku membinasakan semua . Tawa dan canda yang kalian jaga , ku hapuskan tanpa sisa . Panggil aku si pembawa musibah . Aku bukan hanya cobaan , aku memang musibah untuk ikatan yang kalian bentuk sejak lama .

Ingin ku tepati janji , berusaha semampuku memperbaiki keadaan . Nyatanya tanpa hasil . Mungkin usahaku yang memang kurang maksimal . Mungkin juga usahaku yang malah membuatnya semakin rumit .

Tampaknya semua pertanyaanku kemarin terjawab . Tapi sungguh aku bersumpah , bukan ini akhir yang kuinginkan . Bukan dengan airmata . Jika ada yang patut disalahkan , memang itu aku . Jika ada yang ingin di benci , memang seharusnya itu aku . Jika ada dendam tersimpan , tujukan itu padaku . Aku tak akan lari . Tak akan sembunyi . Tak akan membela diri .

Jika kali ini kalian tanya apa inginku , dengan tertunduk lesu aku akan bilang 'lupakan inginku kemarin . biarlah aku mengenang kalian . tapi tolong damailah kalian' . Abaikan saja keberadaan ku jika itu mampu membuat kalian merasa lebih baik . Lupakan saja tentangku jika itu mampu menentramkan kalian . Entah kata apa lagi yang harus ku ucap untuk mendamaikan kalian . Jika dengan hilangku mampu membuat kalian kembali seperti sebelumnya , maka usirlah aku . Paksa aku pergi demi mengembalikan senyum antara kalian .

Ini bukan surat perpisahan . Hanya sepercik curahan hati yang putus asa menghadapi kenyataan . Aku tak akan pamit . Belum akan pamit , hingga nanti mampu mempersatukan kalian lagi . Atau hingga nanti kalian dengan sepakat menyuruhku menjauh .

Sekali lagi maaf . Sungguh maaf untuk semua luka yang ku torehkan . Maaf , karena kalian masih harus bersabar menghadapi aku yang tak tau diri ini . Maaf , karena kalian pasti akan jenuh mendengar ribuan maaf yang ku ucapkan . Maaf .

22314 1544

Teruntuk 2 orang yang tiba-tiba mengisi hariku dan perlahan menyentuh hatiku .

Jika nanti kalian melihat ini , aku tau kalian pasti akan menyadari untuk siapa surat ini kutulis .

Kalian . Dengan semua tawa dan airmata yang kalian tawarkan . Dengan suka dan duka masalalu yang kalian bawa . Menyeretku masuk dalam lingkaran yang telah kalian miliki sejak lama .

Aku . Juga dengan tawa dan airmata yang kumiliki . Juga dengan suka dan duka masalalu yang kusimpan . Memaksa kalian masuk dalam ruang kelabu di hatiku .

Kita . Dengan semua kisah kelam juga penuh warna yang tertutup rapat di hati . Dengan hubungan rumit yang entah harus disebut apa . Saling melindungi hati . Saling mendustakan rasa .

Waktu berlalu . Hari berganti . Entah apa makna dibalik debaran jantung ini yang kerap kali tak menentu . Entah karena apa pilu sering terasa di hati . Entah untuk siapa senyum terus menghiasi hari . Hubungan ini terlihat semakin rumit . Tak jelas haluan nya kemana . Tak pasti nahkoda nya siapa .

Ada kamu yang memulai semua kisah rumit ini . Ada kamu yang ikut terbawa dalam arus tak jelas arah antara kami . Ada pula aku yang tanpa sadar mulai membuka hati . Kita tau pasti siapa yang memulai semua ini . Dia tentunya tau pasti kenapa memulai semua ini . Hanya saja mungkin tak terpikir olehnya semua ini mulai mempengaruhi hatiku . Juga pikiranku . Entah bagaimana dengan kalian .

Kini , tak lagi bisa kita tau siapa yang kelak mampu mengakhiri semua kerumitan ini . Tak bisa prediksi bagaimana hubungan ini nantinya . Mungkin aku jatuhcinta dengan satu di antara kalian . Mungkin satu dari kalian pun miliki rasa yang sama sepertiku . Mungkin kita menjadi teman tak terpisahkan . Tapi juga mungkin aku kembali menjadi orang yang seakan tak pernah memasuki lingkaran kalian .

Jika kalian tanya aku , apa inginku . Aku pasti menjawab ingin terus mengenal kalian , bukan hanya mengenang . Izinkan aku terus menjadi bagian dalam lingkaran yang kalian buat . Dalam ikatan yang kalian miliki .

Sebelum terlambat . Sebelum tak bisa lagi bertegur sapa . Aku ingin mengucap terimakasih untuk segala hal yang tak mampu ku ungkapkan . Untuk waktu yang telah , sedang , atau akan kita lalui bersama . Terimakasih .

Sabtu, 22 Maret 2014

22314 0005

Sabtu , 22 Maret 2014
00.05

Tuhan , ini tak lagi hanya tentang cinta maupun hatiku . Logika dan otak ku mulai berfungsi sebagaimana mestinya . Cinta dan hati ini nampaknya masih sama , Tuhan . Masih membisikkan nama yang sama seperti hari sebelumnya . Tapi logika ku seakan tiba-tiba menunjukkan kenyataan yang ada . Meneriakkan pertanyaan-pertanyaan yang hanya terus bergema . Tak mampu kutemukan jawaban pastinya .

Aku terjebak , Tuhan . Bersama bias masalalu dan godaan menuju masadepan yang tampak masih kelabu . Aku terjebak , Tuhan . Di antara bisikan hati dan paksaan ego yang terus saling meneriaki . Aku terjebak , Tuhan . Sungguh tak ingin berdiam diri namun tak mampu melangkah sendiri .

Tuhan , akankah jalan mudah yang ku pilih kelak membawaku dalam duka tiada terperi ? Tuhan , akankah jalan sulit yang ku hadapi kelak hadirkan tawa dalam kebahagiaan abadi ? Tuhan , kurasa aku memang terjebak . Aku terhenti di persimpangan yang Kau tunjukkan padaku . Aku dilema menanti takdir yang Kau siapkan untukku di setiap ujung jalan berliku .

Rabu, 19 Maret 2014

Damn !

Rabu , 19 Maret 2014
15.02

Surat-surat lamaku yang terbengkalai akhirnya menemukan tujuannya . Tinggal selangkah lagi sebelum akhirnya surat-surat berdebu itu sampai ke pemilik sebenarnya . Jantungku berdebar terlalu keras hingga mampu ku dengar . Nafasku tersengal memberi tanda betapa terkejutnya aku . Airmata seakan ingin berloncatan keluar . Susah payah ku redakan amukan di hati .

Dia yang lama hilang , yang memang tak pernah mencariku kembali . Dia yang seharusnya sudah kulupakan , kutemukan dalam pencarian tak sengajaku . Bermula dari rasa penasaran , aku mencoba mencari jejaknya . Ingin memastikan dia memang benar nyata untuk kesekian kalinya .

Aku tersentak . Surat-surat lusuhku kini menemukan muaranya . Entah harus kumulai dari mana . Entah dia orang yang dulu ku kagumi atau bukan . Hanya dengan firasatku , ku yakin itu dia . Wajahku merona . Ingin ku ungkapkan rindu yang pernah tertimbun lama di hati . Ingin ku ucap salam sebagai tanda resminya perpisahan . Tapi untuk apa ? Rindu itu bahkan lama tak kurasakan lagi . Rindu itu kini telah menemukan muaranya yang lain . Untuk apa ku resmikan perpisahan jika kebersamaan saja tak pernah benar-benar terjalin .

Tapi egoku terus memaksa . Aku benar-benar ingin mengatakan aku melepasnya . Melepas semua asa , angan , mimpi , dan kenangan tentangnya . Aku ingin melepas rindu yang tertambat . Aku ingin mengucap perpisahan . Dengan begitu , semua sesak ini mungkin akan sirna . Semua luka ini mungkin akan menghilang . Dengan begitu mungkin tak kan ada lagi penyesalan dan harapan yang tersisa tentangnya .

Farewell (3)

Jumat , 2 Agustus 2013

Teruntuk Alfatihul Ihsan , yang tak lagi menyisakan rindu .

2 tahun yang lalu terasa sempurna dengan keberadaanmu di hatiku . 2 tahun yang lalu aku sempat merasa beruntung memilikimu . 2 tahun yang lalu juga rasanya hatiku hancur tak menentu . 2 tahun yang lalu embun menggoreskan luka , mengalirkan jejak darahnya . Butuh waktu setahun sejak perpisahan antara kamu dan aku untukku akhirnya melepasmu dari hatiku .

Tapi rindu itu masih selalu menyayatku , menyesakkan dadaku , mendebarkan jantungku . Dalam setahun menahan luka itu , tak henti aku mencari cara untuk mengetahui kabarmu . Ingin ku ingat perkataanmu dalam tidurku kala itu . Tapi semua yang bisa membuatku mengingatmu telah ku hapus tanpa sisa . Seakan tak ada lagi cara untukku mengenangmu .

Namamu masih sering ku sebut dalam setiap kisah penantianku . Tapi luka itu tak lagi terasa . Jantung ini tak lagi berdebar . Rindu ini seakan telah sirna . Akhirnya hatiku mampu menghapus namamu . Tak penting lagi kini kamu dengan siapa . Tak ingin peduli lagi bagaimana hatimu , harimu . Berbahagialah kamu disana tanpa aku yang berhenti mengenangmu . . .

Farewell (2)

Jumat , 2 Agustus 2013
11.41

Teruntuk Audhy Ellyas , yang tak lagi hiasi mimpiku .

Tak terasa sudah 5 tahun sejak terakhir percakapan kita . Waktu benar-benar nyaris menghapus semua jejak yang kamu dan aku sempat tinggalkan . Sungguh rasanya aku sudah melupakanmu . Lupa kalau sempat ada kisah tentang kamu dan aku dalam sejarah singkat masalalu ku . Jika bukan karena kehadiran dee , tampaknya ilusi tentangmu memang tak kan pernah hadir kembali .

Tak ada lagi perih yang terasa ketika aku mengenangmu . Yang tertinggal hanya senyum simpul tanda bahagia aku pernah mengenalmu . Kisah kita memang tak lama . Jejak kita memang tak banyak . Tapi dari cerita singkat kebersamaan kamu dan aku , sempat mengukir rindu yang mendalam . Menggores luka yang lama untuk terobati .

Tak pernah terbayangkan sebelumnya , aku mampu melupakanmu . Tapi waktu buktikan semua . Sekarang entah harus merasa bagaimana . Keberadaan dee di hatiku membuka kembali semua jejak antara kamu dan aku yang tertutup debu tak tersentuh .

Tak ingin aku menyakiti dee seperti aku melukaimu . Tak ingin pula aku kehilangan dee seperti aku ditinggalkanmu dulu . Jejak nostalgia antara kamu dan aku kini kubiarkan menjadi pelajaran indah untuk kisah baruku . Tak kan lagi kubiarkan embun melukiskan jejaknya ketika aku mengenangmu . Sudah cukup rasanya semua lukisan embun yang dulu kamu torehkan . Kini , hiduplah abadi dalam ingatanku , jangan lagi di hatiku .

Carilah kesempurnaan hidupmu . Titipkan salamku untuk Mama mu yang dulu menghacurkan anganku untuk mengejarmu . Katakan padanya , terimakasih dulu telah menghapus harapanku . . .

Farewell (1)

Jumat , 2 Agustus 2013
11.16

Teruntuk Bahtiar Rizki , yang tak lagi menjadi anganku .

Rasanya sungguh tak pantas jika aku merindukan sosok yang tak pernah jadi milikku . Tak akan pernah . Bayang wajahmu masih kuingat semu dalam ilusiku . Lirih suaramu tentu sudah terlupakan sejak lama . Tapi setiap kenangan kehadiranmu masih melekat kuat dalam ingatan .

Kamu yang pernah kuanggap sempurna , yang kini tak lagi kusebut namanya dalam tiap kisahku . Kini kembali menari indah memaksaku menjatuhkan embun-embunku . Sayang , embun ini tampaknya tak lagi berpihak padamu . Semua kisah lalu tentangmu , menggores luka tanpa airmata . Perih memang , tapi mengenang tentangmu seakan membawaku merasakan kebahagiaan lain . Kebahagiaan semu dari jejak masalalu ku .

Sejak dulu kepergianmu , aku memang tak berhenti memikirkan tentangmu . Tapi tentu tak pernah aku ingin berharap banyak . Sadar kalau harapan-harapan itu hanya akan sekedar menjadi mimpi tak terwujud . Mengingat keberadaanmu di hatiku dulu , terkadang mampu menguatkanku di sela luka yang menikam dengan kejamnya . Membayangkan mendengar lirih kata manismu mampu mebuatku berjalan walau tertatih setelah jatuh dengan kerasnya . Kata-kata manismu itu memang sering kali terasa menyakitkan ketika aku tersadar mungkin itu hanya bualan tanpa makna . Tapi akupun rasanya ingin percaya , ingin hidup bersama mutiara itu walau membuatku seperti hidup dalam mimpi

190314 1032

Rabu , 19 Maret 2014

Pagi Ma :)
Ma , mungkin ini surat pertamaku buat Mama . Bukan aku gamau , aku bahkan selalu berharap bisa berbagi kisah sama Mama .

Ma , banyak airmata terpendam di hati aku . Banyak tawa tertahan di benak aku . Semua nunggu waktu buat bisa di bagi sama Mama . Tapi entah gimana pun aku coba , mulut ini bahkan seakan ga bisa gerak kalo depan Mama . Mama tau ? Aku bahkan sering nangis sendiri nahan kesel sama diriku sendiri . Aku sibuk mengutuk diriku sendiri . Aku benci Ma . Aku benci kecanggungan yang tergurat di antara kita . Aku benci nangis sendirian . Aku kangen Ma . Aku kangen peluka Mama , belaian Mama .

Ma , tahun-tahun sulit harus aku lewatin tanpa pelukan Mama . Dan itu bikin semuanya terasa lebih berat buat aku jalanin . Aku tau Ma . Aku tau doa tulus Mama terus mengalir buat aku . Tapi aku ngerasa cuma butuh pelukan Mama . Aku butuh kehadiran Mama , bukan cuma dalam ilusi aku , juga dalam nyataku . Aku pengen nangis sepuasnya di pelukan Mama .

Ma , airmata ga berhenti buat lukisan jejaknya di pipi aku waktu aku nulis ini buat Mama . Semua rindu seakan tercurah jadi satu . Seakan rindu ini benar-benar mencapai puncaknya . Aku bahkan ga bisa inget kapan terakhir kali Mama belai rambut aku . Aku ga inget kapan terakhir kali Mama bilang sayang ke aku .

Aku benci semua kecanggungan ini . Aku benci semua gengsi ini . Aku marah sama keadaan . Aku marah sama diri aku sendiri . Aku tau Mama cape . Aku tau Mama butuh bantuan aku . Tapi entah apa yang selalu nahan aku buat nunjukin cinta aku ke Mama .

Maafin anak manjamu ini Ma yang ga pernah puas sama pemberian Mama . Maafin anak manjamu yang selalu nuntut ribuan hal ke Mama . Maafin anak manjamu yang entah kenapa setiap kali pengen nunjukin rasa sayangnya , yang muncul cuma sikap aku seakan ga peduli . Maafin aku Ma . Maafin aku . . .

220214 1547


22 Februari 2014

Hei kamu yang saat ini wajahnya menghiasi palung rinduku :) Terimakasih untuk 10 bulan yang bermakna ini . Dari 10 bulan yang terlewati , baru sekali kita merayakannya bersama . Tanpa kue tart , tanpa kado , hanya sebaris doa penuh pengharapan untuk kebahagiaan kita . Itu bulan lalu . Bulan ini , lagi-lagi tanpa kartu ucapan , tanpa setangkai bunga , hanya ucap rindu lewat telepon yang bergema . 

Rindukah kamu akan pertemuan kita ? Hanya dengan doa penuh harap rindu ini dapat tersalurkan . Mendengar suaramu saja tak pernah cukup bagi hatiku . Memilikimu adalah harapan terbesar yang kugumamkan dalam tiap doaku . Hari ini aku berdoa lagi , seperti hari-hari kemarin . Hanya saja kali ini sedikit berbeda . Kurasa ini lebih bermakna , kuharap doa ini segera terwujud karena kamu mengamini doaku . Hari ini aku cukup bahagia mendengar kamu memiliki pengharapan yang sama .

Terimakasih untuk 10 bulan penuh kenangan ini .Terimakasih untuk luka dan cinta yang hadir dalam 10 bulan ini . Semoga rasa kita tetap sama hingga bertemu 10 bulan berikutnya . Semoga doa-doa kita terkabulkan .

Sekali lagi terimakasih pangeran kegelapanku . Tetaplah jadi yang kubanggakan . Tetaplah jadi yang kurindukan . Tetaplah mengingatku dalam tiap detik waktu yang kamu lewati . Tetaplah simpan namaku di tempat terbaik di hatimu .

Tertanda ,
aku yang masih jatuhcinta sama kamu

Bukan Surat Cinta


Ini bukan surat cinta , bukan juga penyesalan . Ini untuk kamu yang wajahnya pernah menghiasi hariku . Untuk kamu yang namanya pernah mengisi hatiku . Aku bukan merindukanmu . Bukan pula sengaja mengenangmu . Hanya tiba-tiba terbersit bayang masalalu saat aku dan kamu masih menjadi 'kita' . Saat aku dan kamu masih bahagia untuk alasan yang sama . Saat aku dan kamu masih ingin menjemput asa yang sama . Saat aku dan kamu tak pernah terpikir 'kita' akan kembali menjadi asing .

Ini bukan surat penuh airmata seperti yang dulu biasa kutulis . Ini bukan tentang nostalgia berharap aku dan kamu dapat kembali menjadi 'kita' . Ini ucap syukur dan terimakasih karena kamu dan aku pernah melukiskan jejak yang sama . Walau jejak itu mungkin takkan nampak sama dimataku dan kamu . Rasanya terlalu sering aku memaki , terlalu banyak aku mengutuk . Terlalu lama aku menangisi luka dan terlupa kisah manis yang sebenarnya ada .

Kini dengan segenap ketenangan hati , dengan senyum yang terlambat ku tunjukkan , aku menatap matamu dalam imajinasiku . Maaf , aku terlambat meminta maafmu . Maaf , terlalu lama waktu yang kubutuhkan untuk menyembuhkan luka ku . Maaf , aku terlalu sibuk memikirkan diriku hingga lupa warna yang aku dan kamu lukis bersama itu nyata adanya .

Aku memang sempat menyesal mengenalmu . Tapi kini sesal itu memudar , hilang tanpa jejak . Warna yang pernah kamu dan aku ciptakan kini hadir kembali . Menyadarkanku kalau semua yang pernah ku lalui itu indah . Bahkan luka yang kamu gores , yang dulu terasa perih menyayat kini menebarkan harum kedamaian . Aku memaafkan semua yang terjadi antara kamu dan aku . Entah bagaimana dengan kamu . Adakah kamu rasakan yang sama sepertiku ? Ataukah dendam tentangku masih mengisi sudut hatimu ?

Apapun yang kamu pikirkan tentangku , apapun yang kamu rasakan setiap mengingat kebersamaan kamu dan aku , aku tetap ingin berterimakasih . Terimakasih kamu pernah menjadi cahaya dalam gelapku . Terimakasih kamu pernah menjadi luka yang mendewasakanku . Terimakasih kamu pernah menajadi pahit yang membuatku lebih menghargai manis yang terasa . Terimakasih kamu kini menjadi kenangan yang mengajarkanku arti melepaskan , yang mengingatkanku makna mengikhlaskan . Terimakasih kamu pernah mengukir senyum di antara duka dan lukaku . Terimakasih kamu pernah menemaniku menapaki jejak waktuku .

Ku harap kamu bahagia dengan jalanmu . Ku harap aku dan kamu akan sama-sama tersenyum di masadepan karena pilihan kita kini . Terimakasih . . .

Tertanda ,
aku yang menyimpan kenangan tentangmu

210214 1543

Jumat , 21 Februari 2014

Aku terjebak disini dengan cinta yang kuharap juga terasa di hatimu . Aku dengan seluruh keegoisan yang kumiliki , mencoba menahanmu tetap disini , disisiku yang malang ini . Betapa bodohnya aku berkata buku ini untukmu disaat nyatanya semua hanya tentangku . Aku terlalu memikirkan diriku hingga tak sadar perlahan mengabaikan hatimu .

Dee , bahkan rasanya tak pantas aku berlutut memohonmu untuk tetap bersamaku . Aku terlalu menyedihkan untuk bisa membahagiakanmu . Bagaimana aku bisa menjagamu disaat aku bahkan tak mampu mengangkat kepalaku sendiri . Aku terlalu lemah . Aku semakin lemah . Tapi lagi-lagi dengan semua keegoisan dan rasa tidak tau diri yang begitu besar , aku meratap memaksamu untuk tetap tinggal .

Aku ingin memohonmu untuk tetap bersamaku , menjadi penguatku . Aku ingin meminta izinmu untuk tetap bergantung padamu sampai kelak aku mampu berdiri sendiri . Sampai aku mampu menahan semua lukaku sendiri . Sampai aku bisa kembali menangis dalam kesendirianku . Tapi bagaimana bisa aku bangkit sendiri jika kamu tetap disisiku ? Bagaimana aku mampu memaksa diriku kuat ketika masih ada kamu untuk bergantung ? Aku sadar , aku tak boleh menahanmu disini jika pergi adalah pilihan terbaikmu . Aku sadar , aku akan terus bergantung jika kamu masih menopangku .

Aku memang sudah lama terjebak disini , di ruang kelabu di sudut hatiku . Tapi sungguh tak tau malu , aku ingin menjebakmu disini menemani hari kelamku . Aku pikir aku harus melepasmu , tapi bibir ini kelu tak mampu berkata-kata .

Dee , masih pantaskah aku disisimu ? Masih bolehkah aku berharap memilikimu ? Aku dengan semua kelemahanku mencoba menjaga cinta ini agar tak memudar . Aku dengan segenap sisa kekuatanku berharap mampu menahan hatimu tetap terpaut denganku .

Sepucuk Surat Penuh Harap

Tuhan , jika kelak aku bukan lagi peri kecil di hidupnya , izinkan aku tetap memiliki ruang di sudut hatinya . Tuhan , jika kelak kami tak ditakdirkan bersama , tolong jangan hapus cinta dan kenangan yang terlukis di antara kami .

Tuhan , dengan malu aku bersimpuh di hadapanMu memanjatkan doa berharap Kau mau mempersatukan kami di jalan yang Kau ridhoi . Tuhan , aku ingin bisa memamerkan pada dunia betapa kuatnya cinta yang ku miliki .

Tuhan , jika kami tidak di takdirkan hidup dalam kebahagiaan , jangan biarkan kami hidup dalam kebencian . Jangan biarkan kami membenciMu walau hanya sesaat .

Tuhan , jika aku ditakdirkan untuk meninggalkan dunia ini lebih cepat , ku mohon jaga dia dalam lindunganMu . Bahagiakan dia dengan cinta lain yang Kau siapkan untuknya .

Tapi Tuhan , jika kelak aku yang harus ditinggalkan lebih dulu , rengkuh dia dalam lindunganMu disana . Ku mohon tempatkan dia di tempat terindah yang Kau miliki .

Tuhan , entah siapa yang akan Kau jemput lebih dulu , ku mohon pertemukan kami kembali dengan cinta yang sempurna di dunia yang kekal nanti . Tempatkan kami di tempat yang penuh damai bersama keluarga kami .


Tuhan , hanya kepadaMu aku bisa meminta agar hatinya tetap terisi namaku . Hanya padaMu aku bisa memohon kekuatan untuk bisa bersama dengannya menjalani sulitnya dunia .

Tuhan , dengan ribuan tetes airmataku , aku menundukkan kepalaku di hadapanMu seraya berdoa . Ku mohon bawa kami , tuntun kami ke jalan cahayaMu . Lindungi ikatan cinta yang kami miliki . Kuatkan cinta kami agar tidak terus saling menyakiti . Jika kami tak bisa terus saling tersenyum , jangan biarkan kami terus menangis .

Tuhan , aku menunggu takdir indah yang telah Kau siapkan untuk kami . Aku menunggu waktu yang Kau tentukan untuk mengikrarkan janji suci kami dalam ikatan abadi .

Untuk Ibunda Dari Pujaanku

Teruntuk ibunda dari pujaanku

Aku mungkin bukan orang yang kau harapkan untuk mendampingin putramu menjalani hidup yang tak mudah ini . Aku bahkan mungkin tak pantas berharap untuk bisa bersanding dengannya .

Aku sadar , aku tak secantik rupamu . Aku pun sadar , aku tak setegar ibuku . Tapi perlu kau tau , aku terus belajar memantaskan diri untuk bisa jadi yang kamu dan putramu banggakan . Aku berlatih untuk bisa jadi yang mebahagiakan putramu .

Aku dengan tulus meminta maaf jika aku pernah melukai putra tersayangmu . Aku meminta maaf , karena berniat mencuri putramu , membawanya masuk dalam hidup kelabuku .

Wahai ibunda dari pujaanku , terimakasih karena telah menjaga pujaanku hingga saat ini . Terimakasih karena telah merawat dan membesarkannya hingga kini jadi yang begitu ku kagumi .

Wahai ibunda dari pujaanku , izinkan aku membawa putramu pergi menuju duniaku . Izinkan aku menggantikanmu untuk merawatnya sepanjang sisa umurku . Izinkan aku dan dia menciptakan dunia baru milik kami sendiri . Izinkan aku dan dia membawamu serta ke dalam dunia kami .

Wahai ibunda dari pujaanku , perlu kau tau , aku mengagumimu , aku menyayangimu .

Tertanda ,
aku yang memuja putramu

110114

Sabtu, 11 Januari 2014

Aku terus berusaha memantaskan diri , tapi mungkin aku memang dilahirkan untuk jadi yang tak pernah pantas dihidupmu . Ingin rasanya menyerah , tapi terlalu sulit untuk berhenti begitu saja saat ini . Aku ingin terus berjuang . Tapi untuk apa jika mimpi yang ingin ku gapai saja hanya ada dalam anganku seorang ? Bantu aku berlari jika ternyata kamu pun miliki mimpi yang sama sepertiku . Paksa aku berhenti jika mimpi ini hanya anganku sendiri !!

Sadarkan aku dari lamunan tak berujungku . Perlihatkan padaku sulitnya kehidupan yang ingin ku gapai itu . Kuatkan aku untuk sanggup melewati kehidupan sulit itu jika memang hatimu tertambat padaku . Usir aku jika memang aku bukan orang yang pantas menjalani kesulitan itu bersamamu .