Jumat, 30 Mei 2014

30514 1945

Aku bukan lagi aku yang memenuhi hatimu , menemani harimu . Aku kini hanya aku , bayang masalalu yang tak sepantasnya terus berharap ada di sisimu . Aku dan kamu tak lagi bisa di sebut 'kita' karena memang sejak awal tak pernah ada kata 'kita' .

Tak bisa ku katakan 'aku akan merelakanmu' karena sejujurnya aku tak akan pernah rela . Tak akan pula ku katakan 'aku akan melepasmu' karena memang aku merasa tak bisa melepasmu . Aku hanya mulai memperjauh jarak yang memisahkan ruang antara aku dan kamu . Aku hanya memberi waktu untuk hatiku agar membiasakan diri tanpa keberadaanmu , dan untuk hatimu agar mampu membungakan cintamu untuk dia yang kini merajai harimu .

Saat aku membuka mataku di sela sinar mentari yang menerebos melewati jendela yang besarnya tak seberapa itu , aku mengingatmu , mengingat kebiasaan aku dan kamu sebelumnya . Aku ingat mendengar suara parau khasmu di pagi hari . Aku ingat rengekan manjamu meminta waktu sedikit lebih lama lagi untuk terlelap dalam dekap bantalmu . Aku ingat kita saling memaksa untuk mandi , hal yang paling malas ku lakukan .

Saat aku ingin kembali memejamkan mata menatap sinar redup lampu di luar jendela , aku masih terus mengingatmu , mengingat kebiasaan aku dan kamu setiap malamnya . Aku ingat mendengar suara lembutmu mengantarkanku pada tidur lelap . Aku ingat rengekan manjaku memaksamu tak mematikan telepon yang memperpendek jarak di antara aku dan kamu . Aku pun ingat , aku selalu mengancam agar aku yang tidur lebih dulu . Sungguh , aku tak ingin berteman dengan sepi jika kamu terlelap lebih dulu .

Aku tak pernah bilang , tapi aku selalu berharap kamu mengerti . Bodohnya aku . Kamu bukan paranormal yang mampu membaca hatiku , tapi aku selalu saja memaksamu untuk menebak inginku . Sekarang , percuma juga bila ku katakan , ku pikir tak akan merubah apa pun , tak akan memperbaiki keadaan , tak akan membahagiakan hatiku apalagi kamu .

Tapi aku masih ingin melepas penat , menghempaskan seluruh beban yang masih tersisa setelah ku katakan akan menjauh darimu . Kamu tau ? Aku benci jika kamu mematikan telepon lebih dulu . Aku benci merasa di tinggalkan olehmu . Aku benci setiap kali harus melukaimu . Aku benci setiap kali mengatakan hal yang merusak perasaanmu . Aku benci ! Tapi tak pernah kamu sadari itu kan ? Aku dan egoku selalu saja bersembunyi di balik topeng keangkuhanku . Tau kah kamu ? Tak pernah aku ingin seangkuh itu di hadapan mu . Selalu aku ingin bermanja dalam peluk hangatmu . Selalu aku ingin melepas semua perih 20 tahun yang ku jalani dalam dekap ketulusanmu . Tapi ketololanku terus saja menutupi semua .

Kini , setelah bukan aku lagi yang menemani harimu , setelah bukan aku lagi yang memenuhi hati dan pikiranmu , aku meratap . Aku menangis menahan perih atas kebodohan yang ku jalani . Aku mengutuk batas maya antara aku dan kamu yang tak bisa ku jelaskan dengan nalar . Aku mengutuk diri ku .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar