Minggu, 23 Maret 2014

23314 1643

Teruntuk 2 orang yang namanya kini memenuhi pikiranku .

Surat ini bukan lagi surat penuh pengharapan seperti kemarin . Surat ini berisi penyeslan mendalam yang tak mampu ku ungkap bagaimana pun caranya . Seperti kenyataan yang terjadi , nasi telah menjadi bubur . Dengan semua tingkahku yang entah pantasnya kalian sebut apa . Dengan kebodohanku yang merusak kepercayaan antara kalian . Aku menghancurkan kepercayaan yang kalian titipkan padaku .

Aku merajuk , memaksa masuk dalam lingkaran yang kalian miliki . Dan lalu di luar kendali ku , aku membinasakan semua . Tawa dan canda yang kalian jaga , ku hapuskan tanpa sisa . Panggil aku si pembawa musibah . Aku bukan hanya cobaan , aku memang musibah untuk ikatan yang kalian bentuk sejak lama .

Ingin ku tepati janji , berusaha semampuku memperbaiki keadaan . Nyatanya tanpa hasil . Mungkin usahaku yang memang kurang maksimal . Mungkin juga usahaku yang malah membuatnya semakin rumit .

Tampaknya semua pertanyaanku kemarin terjawab . Tapi sungguh aku bersumpah , bukan ini akhir yang kuinginkan . Bukan dengan airmata . Jika ada yang patut disalahkan , memang itu aku . Jika ada yang ingin di benci , memang seharusnya itu aku . Jika ada dendam tersimpan , tujukan itu padaku . Aku tak akan lari . Tak akan sembunyi . Tak akan membela diri .

Jika kali ini kalian tanya apa inginku , dengan tertunduk lesu aku akan bilang 'lupakan inginku kemarin . biarlah aku mengenang kalian . tapi tolong damailah kalian' . Abaikan saja keberadaan ku jika itu mampu membuat kalian merasa lebih baik . Lupakan saja tentangku jika itu mampu menentramkan kalian . Entah kata apa lagi yang harus ku ucap untuk mendamaikan kalian . Jika dengan hilangku mampu membuat kalian kembali seperti sebelumnya , maka usirlah aku . Paksa aku pergi demi mengembalikan senyum antara kalian .

Ini bukan surat perpisahan . Hanya sepercik curahan hati yang putus asa menghadapi kenyataan . Aku tak akan pamit . Belum akan pamit , hingga nanti mampu mempersatukan kalian lagi . Atau hingga nanti kalian dengan sepakat menyuruhku menjauh .

Sekali lagi maaf . Sungguh maaf untuk semua luka yang ku torehkan . Maaf , karena kalian masih harus bersabar menghadapi aku yang tak tau diri ini . Maaf , karena kalian pasti akan jenuh mendengar ribuan maaf yang ku ucapkan . Maaf .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar