Jumat, 30 Mei 2014

anggap saja drama [2]

Gue pengen marah sama dunia . Pengen neriakin semua beban yang menuhin isi kepala gue yang sempit ini . Tapi bibir gue selalu beku , ga bisa berkata . Gue pengen benci sama dunia , tapi gue sadar gue ga pantes . Gue pengen maki dunia , tapi gue yakin gue ga layak . Gue cuma bisa diem aja dalam tangis , mendem semuanya . 

Gue juga pengen punya temen , cuma mungkin gue selalu salah bersikap . Gue gatau sikap kaya gimana yang bisa bikin gue di hargain orang , di sukain orang . Dari dulu , gue ga ada temen .Gue selalu di jauhin , di musuhin . Gue selalu nanya sama diri gue sendiri , inikah yang mereka bilang pembulian ? 

Salah gue apa ? Gue ga paham ! Kenapa mereka berebut main sama AAH ? Kenapa bukan gue ? Kenapa semua milih AAH ? Kenapa kalo foto yang di peluk AAH ? Kenapa yang di puji kalo nilainya bagus itu AAH ? Pernahkah sekilas aja liat gue ? Merhatiin nilai gue ? Peduli sama keadaan hati dan pikiran gue ? Pernahkah sesaat aja mencoba denger cerita gue , bertanya tentang hari gue ?

Gue marah ! Apa pun yang gue lakuin ga keliatan . Ketutup sama AAH . Bahkan walo sekeras apapun usaha gue . Sebaik dan semanis apapun gue bersikap , tetep aja mereka gamau temenan sama gue , ga berusaha peduli sama gue . Temen gue cuma para cowo yang akhirnya juga menjauh perlahan seiring pertambahan umur gue dan mereka .

Gue pikir sekolah di swasta yang jauh dari rumah bakal memperbaiki keadaan . Gue pikir , gue bisa lari dari 'neraka' gue di sana . Nyatanya makin bikin gue muak ! Perlahan dan pasti , gue memaksa diri jadi keras , pembangkang kata mereka . Gue cape jadi anak baik yang pada akhirnya ga di pandang juga . 

Lingkungan rumah gue , neraka pertama gue . Haruskah gue sebut nama mereka satu-satu biar mereka sadar dampak apa yang mereka kasih ke hidup gue ? Biar mereka tau rasa takut sebesar apa yang mereka tanam di diri gue ? Gue takut keluar rumah . Gue takut ga kuat nahan airmata gue ketika di 'jahatin' sama kalian . Gue benci kalo orang liat gue lemah ! Gue benci kalo orang pura-pura peduli sama gue cuma karena kasian liat airmata gue . Gue benci ! Lebih baik gue menyibukkan diri dengan dunia hayalan gue yang tentu ga satu pun dari kalian bakal ngerti .

Gue mencintai dunia ciptaan gue , lebih dari dunia nyata yang gue jejaki . Gue menciptakan tokoh 'sempurna' yang selalu nemenin hari-hari gue , bahkan sampai umur 20 gue ini .

gue apa ?

Gue mah sekarang apa sih di mata elu ? Mungkin cuma pemuas nafsu elu aja . Mungkin cuma kisah kelam hari kemarin elu aja . Mungkin cuma penghancur hati elu aja . Bales aja gue , bales gue sampe rasa sakit kita setara . Bales gue sampe gue ngalamin luka yang persis kaya elu . Jatuhcinta aja , jatuhcinta yang dalem ama dia . Bahagia sana , bahagia sama dede lu tercinta , tercantik , termanis , dan tersayang itu !

Lupain aja gue yang ga ada arti lagi sekarang buat elu . Lupain gue yang ga bisa ngasih bahagia buat elu . Lupain gue yang bisanya cuma ngelupain dan ngelukain elu . Lupain gue !

30514 1945

Aku bukan lagi aku yang memenuhi hatimu , menemani harimu . Aku kini hanya aku , bayang masalalu yang tak sepantasnya terus berharap ada di sisimu . Aku dan kamu tak lagi bisa di sebut 'kita' karena memang sejak awal tak pernah ada kata 'kita' .

Tak bisa ku katakan 'aku akan merelakanmu' karena sejujurnya aku tak akan pernah rela . Tak akan pula ku katakan 'aku akan melepasmu' karena memang aku merasa tak bisa melepasmu . Aku hanya mulai memperjauh jarak yang memisahkan ruang antara aku dan kamu . Aku hanya memberi waktu untuk hatiku agar membiasakan diri tanpa keberadaanmu , dan untuk hatimu agar mampu membungakan cintamu untuk dia yang kini merajai harimu .

Saat aku membuka mataku di sela sinar mentari yang menerebos melewati jendela yang besarnya tak seberapa itu , aku mengingatmu , mengingat kebiasaan aku dan kamu sebelumnya . Aku ingat mendengar suara parau khasmu di pagi hari . Aku ingat rengekan manjamu meminta waktu sedikit lebih lama lagi untuk terlelap dalam dekap bantalmu . Aku ingat kita saling memaksa untuk mandi , hal yang paling malas ku lakukan .

Saat aku ingin kembali memejamkan mata menatap sinar redup lampu di luar jendela , aku masih terus mengingatmu , mengingat kebiasaan aku dan kamu setiap malamnya . Aku ingat mendengar suara lembutmu mengantarkanku pada tidur lelap . Aku ingat rengekan manjaku memaksamu tak mematikan telepon yang memperpendek jarak di antara aku dan kamu . Aku pun ingat , aku selalu mengancam agar aku yang tidur lebih dulu . Sungguh , aku tak ingin berteman dengan sepi jika kamu terlelap lebih dulu .

Aku tak pernah bilang , tapi aku selalu berharap kamu mengerti . Bodohnya aku . Kamu bukan paranormal yang mampu membaca hatiku , tapi aku selalu saja memaksamu untuk menebak inginku . Sekarang , percuma juga bila ku katakan , ku pikir tak akan merubah apa pun , tak akan memperbaiki keadaan , tak akan membahagiakan hatiku apalagi kamu .

Tapi aku masih ingin melepas penat , menghempaskan seluruh beban yang masih tersisa setelah ku katakan akan menjauh darimu . Kamu tau ? Aku benci jika kamu mematikan telepon lebih dulu . Aku benci merasa di tinggalkan olehmu . Aku benci setiap kali harus melukaimu . Aku benci setiap kali mengatakan hal yang merusak perasaanmu . Aku benci ! Tapi tak pernah kamu sadari itu kan ? Aku dan egoku selalu saja bersembunyi di balik topeng keangkuhanku . Tau kah kamu ? Tak pernah aku ingin seangkuh itu di hadapan mu . Selalu aku ingin bermanja dalam peluk hangatmu . Selalu aku ingin melepas semua perih 20 tahun yang ku jalani dalam dekap ketulusanmu . Tapi ketololanku terus saja menutupi semua .

Kini , setelah bukan aku lagi yang menemani harimu , setelah bukan aku lagi yang memenuhi hati dan pikiranmu , aku meratap . Aku menangis menahan perih atas kebodohan yang ku jalani . Aku mengutuk batas maya antara aku dan kamu yang tak bisa ku jelaskan dengan nalar . Aku mengutuk diri ku .

hatiku merindu

Aku dilanda pilu . Hatiku merindu . Airmata tak sanggup lagi utarakan luka yang terasa . Aku tau semua salahku . Sejak awal memang kusadari secara pasti , semua ini sebabku . Maafkan aku yang menggores hati . Maafkan aku yang bersikap angkuh dengan ego yang terus saja membesar . Maafkan aku yang begitu sulit untuk turut berbahagia atas penyatuan cintamu dan dia . Airmataku mengalir lagi , melepas perlahan ikatan semu yang ku tambatkan pada hatimu yang kini membeku di hadapanku .

kapan kamu pulang ? - dwitasari

Lagi-lagi , tetap sama seperti sebelumnya . Saat rindu menghampiri . Saat pilu menyapa hati , aku kembali terjebak dalam dunia yang mempertemukan kita . Lagi-lagi , aku terlena oleh haru yang menyelinap di sela nostalgia kebersamaan kita .

Kini kutemukan satu lagi , mungkin bukan yang terakhir , rangkaian kata yang ungkapkan hatiku .

Hari ini , kamu nyaris tak menyapaku sama sekali . Aku berusaha mencari-cari alasan untuk menennangkan diriku sendiri . Pasti kamu sibuk , kamu sedang melakukan banyak hal , kamu sedang mengurus sesuatu yang membuatmu tak bisa terus menggenggam ponselmu . Aku tak peduli , sayang , hingga saat aku menulis ini , aku masih ingin menunggumu . Bodohkah aku ? Tololkah aku ? Iya , sejak kamu hadir mengguncangkan hari-hariku , aku tak lagi bisa bedakan mana kebenaran dan ketololan . Semuanya berkiblat ke arahmu , otakku dan hatiku . Semakin hari aku semakin sadar , aku sedang dalam keadaan sangat mencintaimu .
 Aku tak tau apa arti semua ini , sayang . Apa arti kedekatan kita ? Apa arti kebersamaan kita ? Apa arti komunikasi hangat kita yang terjalin selama beberapa bulan ini ? Aku tak tau dan tak ingin mencari tau . Aku hanya tau kamu tiba-tiba hadir , membawa perasaan berbeda dalam duniaku , dan kau menyelinap ke dalam hatiku . Aku berharap kau berjanji tak akan pergi lagi .
 Aku tak tau apa arti semua ini . Aku tak tau kenapa kau mengizinkanku melangkah pelan , masuk ke dalam duniamu , dan kau biarkan aku mengganggu aktivitasmu , kau izinkan aku bertanya banyak hal , kau tak marah saat aku mengganggu keseriusanmu . Aku tak kamu posisikan sebagai pengganggu , kau bahkan membuka tanganmu lebar-lebar , mengajakku masuk dalam pelukanmu . Aku tak tau apa arti pesan singkat kita . Apa arti kalimat 'aku sayang kamu' di setiap percakapan kita . Aku tak tau , namun aku masih ingin menjalani hari-hari ini bersamamu . Tak ingin semua berakhir dengan cepat . Aku sadar , sayang , aku bukan siapa-siapa di matamu . Aku juga sangat terluka mengetahui kamu pun tak kan pernah jadi siapa pun . Jarak kita begitu jauh , jarak kasat mata yang tak terbaca indra , jarak yang hanya mampu dibaca oleh isyarat , dibaca oleh hati kita masing-masing .
Aku menunggu saat-saat itu , saat kamu kesini dan kita bertemu seperti saat pertama kali kita bertemu . Di saat itu , mungkin kita bisa saling merasakan yang disebut kehangatan ketika jemari kita bergenggaman . Aku sudah cukup sakit menahan rindu , menahan perih , menahan jarak , jangan lagi siksa aku dengan kepergian dan pengabaianmu .

http://dwitasarii.blogspot.com/2014/05/kapan-kamu-pulang.html
 

Selasa, 27 Mei 2014

luka ini tanpa celah

Satu hati dua jiwa . Kini hanya sekedar menjadi kalimat tanpa makna mendalam seperti sebelumnya . Harusnya aku mampu tersenyum dengan tulus ketika melihatmu dalam dekap wanita lain . Nyatanya tak semudah itu . Aku sungguh menyadari , ini akan terjadi entah cepat atau lambat . Apalah aku ini , hanya gadis angkuh yang berulang kali lukai hatimu , hanya gadis tak tau diri yang masih saja terus berharap kau mampu mengerti aku .

Kini , semua kenangan nampak tak berarti lagi . Semua bahagia yang tercipta dan pilu yang terukir berhamburan berebut memenuhi pikiran sempitku . Malam ini , aku hanya mampu terdiam menahan tangis dalam hati , memendam luka di balik senyum dan ucapan selamat . 

Ku paksakan diri merelakanmu yang memang tak pernah sungguh menjadi milikku . Ku bekap mulutku menahan diri untuk tak berusaha menarikmu kembali dalam ikatan semu yang kita miliki sebelumnya . Ku jauhkan ponselku agar aku tak bersikap tolol dengan mencoba menghubungimu . Mataku berembun , nyaris membuat lukisan pilu potret kehampaanku saat ini .

Ingin ku katakan aku turut berbahagia , tapi bibir ini membisu . Aku tak bahagia untuk kebahagiaanmu dengannya . Sungguh bodohnya aku . Sungguh tak tau malu !

Aku tak mampu menahan lagi . Embunku membentuk sungai di wajah lesuku . Luka ini tanpa celah , memenuhi hati dan pikiranku , membusukkan kenangan yang susah payah ku simpan rapat . Ku peluk erat serpihan rindu yang masih tersisa , berharap aku tak pernah mengenalmu .

Mungkin setelah hari ini , tak akan ada aku lagi dalam harimu . Mungkin setelah hari ini , tak akan kau dengar lagi kisah tentangku . Setelah hari ini , mungkin segalanya akan semakin berbeda . Setelah hari ini , mungkin aku hanya akan sekedar menjadi mimpi tak bermakna untukmu . Mungkin nanti , setelah hari ini , kita tak akan ingat pernah saling mengenal , saling mencinta , saling merindu , saling menahan , dan akhirnya saling melepaskan , lalu melupakan .

tanpa kabar darimu - dwitasari

Untukmu yang mungkin tak kan pernah mampu mengerti bagaimana rumitnya perasaanku karena mu , bagaimana kacaunya hariku sejak kehadiranmu , dan bagaimana hampanya hatiku setelah kepergianmu .

Lagi-lagi ini bukan rangkaian kataku . Aku menemukan nya saat sedang menjelajahi dunia yang dulu pertemukan kita untuk pertama kali , dan akhirnya membawa kita pada pertemuan selanjutnya yang tak pernah kita rencanakan .

Sekarang , aku harus membiasakan diri untuk bernafas tanpa perhatianmu . Aku mengawali hari  , sambil menatap ponselku yang sepi tanpa kabarmu . Aku mencoba menerima kenyataan ini , sebagai gadis yang bukan siapa-siapamu , aku tak bisa menuntut banyak . Aku hanya bisa mencintaimu dari sini dan jika rindu , yang ku lakukan hanya satu . . . membaca ulang pesan singkat kita . 
Kau tau sejak awal kalau aku adalah wanita yang tahan banting disakiti berkali-kali jika sudah terlanjur mencintai .  Namun , sekian lama , semakin kusadari , mencintaimu adalah ketololan yang harusnya tak ku lanjutkan . Aku harusnya tak perlu seberlebihan ini , tak perlu berharap terlalu banyak , tak perlu memimpikanmu agar memiliki perasaan yang sama . Tak perlu , sayang , lupakan gadis tolol yang usianya akan selalu di bawahmu ini , lupakanlah bahwa kita pernah berada dalam keadaan baik-baik saja , lupakanlah semua kata cinta dan rindu itu .
Jemari ini telah lelah mencoba menyentuh hatimu yang mendingin . Kaki ini telah tak sanggup lagi melangkah karena enggan kau bawa lari jauh-jauh lagi , aku takut di persimpangan jalan sana , kita akan kembali saling meninggalkan dan melepaskan demi tujuan masing-masing
Aku sendiri kesepian , aku kehilangan senyumku , senyumku seakan tergantung pada kehadiranmu . Aku kangen kamu , ingin ketemu kamu , dan kamu belum tentu mengerti semua itu .

http://dwitasarii.blogspot.com/2014/05/tanpa-kabar-darimu.html