Jumat, 30 Mei 2014

kapan kamu pulang ? - dwitasari

Lagi-lagi , tetap sama seperti sebelumnya . Saat rindu menghampiri . Saat pilu menyapa hati , aku kembali terjebak dalam dunia yang mempertemukan kita . Lagi-lagi , aku terlena oleh haru yang menyelinap di sela nostalgia kebersamaan kita .

Kini kutemukan satu lagi , mungkin bukan yang terakhir , rangkaian kata yang ungkapkan hatiku .

Hari ini , kamu nyaris tak menyapaku sama sekali . Aku berusaha mencari-cari alasan untuk menennangkan diriku sendiri . Pasti kamu sibuk , kamu sedang melakukan banyak hal , kamu sedang mengurus sesuatu yang membuatmu tak bisa terus menggenggam ponselmu . Aku tak peduli , sayang , hingga saat aku menulis ini , aku masih ingin menunggumu . Bodohkah aku ? Tololkah aku ? Iya , sejak kamu hadir mengguncangkan hari-hariku , aku tak lagi bisa bedakan mana kebenaran dan ketololan . Semuanya berkiblat ke arahmu , otakku dan hatiku . Semakin hari aku semakin sadar , aku sedang dalam keadaan sangat mencintaimu .
 Aku tak tau apa arti semua ini , sayang . Apa arti kedekatan kita ? Apa arti kebersamaan kita ? Apa arti komunikasi hangat kita yang terjalin selama beberapa bulan ini ? Aku tak tau dan tak ingin mencari tau . Aku hanya tau kamu tiba-tiba hadir , membawa perasaan berbeda dalam duniaku , dan kau menyelinap ke dalam hatiku . Aku berharap kau berjanji tak akan pergi lagi .
 Aku tak tau apa arti semua ini . Aku tak tau kenapa kau mengizinkanku melangkah pelan , masuk ke dalam duniamu , dan kau biarkan aku mengganggu aktivitasmu , kau izinkan aku bertanya banyak hal , kau tak marah saat aku mengganggu keseriusanmu . Aku tak kamu posisikan sebagai pengganggu , kau bahkan membuka tanganmu lebar-lebar , mengajakku masuk dalam pelukanmu . Aku tak tau apa arti pesan singkat kita . Apa arti kalimat 'aku sayang kamu' di setiap percakapan kita . Aku tak tau , namun aku masih ingin menjalani hari-hari ini bersamamu . Tak ingin semua berakhir dengan cepat . Aku sadar , sayang , aku bukan siapa-siapa di matamu . Aku juga sangat terluka mengetahui kamu pun tak kan pernah jadi siapa pun . Jarak kita begitu jauh , jarak kasat mata yang tak terbaca indra , jarak yang hanya mampu dibaca oleh isyarat , dibaca oleh hati kita masing-masing .
Aku menunggu saat-saat itu , saat kamu kesini dan kita bertemu seperti saat pertama kali kita bertemu . Di saat itu , mungkin kita bisa saling merasakan yang disebut kehangatan ketika jemari kita bergenggaman . Aku sudah cukup sakit menahan rindu , menahan perih , menahan jarak , jangan lagi siksa aku dengan kepergian dan pengabaianmu .

http://dwitasarii.blogspot.com/2014/05/kapan-kamu-pulang.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar