Rabu, 19 Maret 2014

Farewell (1)

Jumat , 2 Agustus 2013
11.16

Teruntuk Bahtiar Rizki , yang tak lagi menjadi anganku .

Rasanya sungguh tak pantas jika aku merindukan sosok yang tak pernah jadi milikku . Tak akan pernah . Bayang wajahmu masih kuingat semu dalam ilusiku . Lirih suaramu tentu sudah terlupakan sejak lama . Tapi setiap kenangan kehadiranmu masih melekat kuat dalam ingatan .

Kamu yang pernah kuanggap sempurna , yang kini tak lagi kusebut namanya dalam tiap kisahku . Kini kembali menari indah memaksaku menjatuhkan embun-embunku . Sayang , embun ini tampaknya tak lagi berpihak padamu . Semua kisah lalu tentangmu , menggores luka tanpa airmata . Perih memang , tapi mengenang tentangmu seakan membawaku merasakan kebahagiaan lain . Kebahagiaan semu dari jejak masalalu ku .

Sejak dulu kepergianmu , aku memang tak berhenti memikirkan tentangmu . Tapi tentu tak pernah aku ingin berharap banyak . Sadar kalau harapan-harapan itu hanya akan sekedar menjadi mimpi tak terwujud . Mengingat keberadaanmu di hatiku dulu , terkadang mampu menguatkanku di sela luka yang menikam dengan kejamnya . Membayangkan mendengar lirih kata manismu mampu mebuatku berjalan walau tertatih setelah jatuh dengan kerasnya . Kata-kata manismu itu memang sering kali terasa menyakitkan ketika aku tersadar mungkin itu hanya bualan tanpa makna . Tapi akupun rasanya ingin percaya , ingin hidup bersama mutiara itu walau membuatku seperti hidup dalam mimpi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar