Sabtu, 12 Oktober 2013

1210 0453

aku menapaki kembali jejak masalalu yang kuciptakan . teringat perjuangan yang sempat kulakukan 'sendiri' . sepanjang waktuku , ku habiskan dengan menutup kuat mulutku , mengunci rapat hatiku . tak ku biarkan seorangpun melihat lukaku , menyentuh hatiku . aku menikmati kesendirianku . aku mengobati sayatanku dengan senyum kekuatanku . aku sibuk memakai berbagai topeng . aku sibuk menipu diri . di depan mereka , aku berdiri memamerkan ketegaranku . dalam heningku , aku meratapi hatiku yang merapuh perlahan .

mereka yang sempat menguatkanku . mereka yang sempat mengisi hariku , hatiku . mereka yang sempat bangkitkan percayaku . pergi meninggalkanku dalam kehampaan , dalam kesunyian . sekali , aku masih mampu memahami . dua kali , tiga kali , aku masih berusaha memahami . ribuan kali , percayaku mulai memudar . tak lagi ku percaya siapapun . tak lagi ku biarkan orang lain menyentuh hatiku .

sampai muncul seseorang yang 'memaksa' ku membuka kunci di hatiku . dia 'memaksa' ku bangkitkan lagi rasa percayaku . aku menolak , aku berlari menghindar . tapi setiap aku sembunyi , dia selalu ada cara untuk menemukanku . aku menyerah . kuberikan hatiku , percayaku . kubuka selaput yang menutupi mulutku . aku mulai melemah . aku mulai bergantung . dialah orang pertama yang melihat embun karena kerapuhanku . ku tunjukkan kelemahanku . aku terjatuh di hadapannya . tapi dia lalu menghempasku , lepas . dia pergi entah kemana . tak lagi aku dapat mencarinya . tak lagi aku dapat mendengarnya . ini masa kerapuhan pertamaku .

kututup rapat kembali mulutku . ku genggam erat puing hatiku . kubiarkan mereka melihat kerapuhanku . kubiarkan mereka menikmati embun yang menggambarkan kelemahanku . satu tahun aku berusaha menyatukan kembali serpihan hatiku . kurasa satu tahun cukup bagi mereka melihat kelemahanku . aku kembali bangkit . tapi aku bukan lagi aku yang sebelumnya . aku semakin menutup rapat mulutku . aku mengunci lagi hatiku yang masih jelas tersayat .

3 tahun harus kulalui . aku merasa bukan aku yang sebenarnya . kumainkan drama dengan naskah yang kuciptakan sendiri . kupakai topeng yang kusimpan bertahun lalu . inginku melepas topeng ini . inginku ungkapkan kelemahanku lagi pada dunia . tapi egoku jelas menolak . egoku menutup rapat mulutku dengan genggamannya . embunku menetes menahan perih . aku sudah terbiasa menahan lukaku sendiri . aku terbiasa hidup dalam imajinasiku sendiri . dalam hatiku , 'teman' ku hanya satu , lucky .

lucky melihat semua sayatan di hatiku . lucky mendengar semua tawa palsuku . aku hidup dalam ilusiku bersama lucky . lalu lucky tak lagi bisa bersamaku . tak bisa menemani sepiku . tak lagi bisa damaikan tidurku . aku hilang arah . embunku menetes tanpa henti melepas kepergian lucky . aku kehilangan lucky untuk selamanya .

ku kuatkan kembali hatiku . aku melangkah dengan tegar menuju masa depanku . tapi lalu aku tersadar , aku tak bisa terus begini . aku butuh tempat untuk berlindung . aku butuh tempat untuk berlari . aku butuh seseorang yang mau melihat kerapuhanku , lalu menguatkanku . aku butuh seseorang yang mau menemaniku dalam sepi . 19 tahun hidupku , aku tak bisa menyimpan semua kisahku sendiri . aku bisa GILA .

mereka memaksaku membuka kunci hatiku lagi . mereka memaksa masuk hatiku . mereka memaksa membuka kembali mulutku . aku berlari menghindar , tapi tak menemukan tempat sembunyi . hingga aku memasuki kembali masa kerapuhanku , masa terlemahku . inginku berteriak , inginku memeluk erat seseorang dalam dekapku .

aku kembali menemukannya . 'dia' tak hanya mampu membuka kunci di hatiku , 'dia' mampu mengambil separuh hatiku . kubuka perlahan tutup mulutku . ku ungkapkan tanpa ragu kelemahanku . ku tunjukkan dengan gamblang kerapuhanku . tapi 'dia' seakan menghindar . aku semakin lemah , tak mampu obati lukaku sendiri . aku mencari yang lainnya . kutemukan orang lain . kali ini kuberi seluruh percayaku . tapi entah , separuh hati ini seakan tak bisa berhenti menatap 'dia' .

'dia' masih di sisiku . mereka berdua masih bersamaku . mereka masih melihat kerapuhanku . mereka masih melihat hatiku yang semakin melemah . mereka berusaha kuatkan ku , tapi aku terlalu lemah untuk bangkit . 'dia' mulai kembali menyerah . 'dia' seakan ingin melepaskan genggamnya dariku . aku berteriak menahan . aku meratap memohon . 'dia' meneteskan embunnya karenaku , karena kelemahanku . aku telah membuat dua malaikatku meneteskan embunnya .

aku ingin berlari mengejar anganku , tapi berdiri saja rasanya aku tak mampu . aku ingin seperti dulu , aku ingin bisa kembali menguatkan hatiku sendiri . tapi egoku menghilang tertutup luka yang nyaris menghancurkanku . embunku tak henti menari memamerkan pada dunia betapa rapuhnya aku saat ini . aku harus apa ? aku bisa apa ?

sekarang , aku terdiam di pojok ruang hampaku . menunggu 'dia' kembali menggenggam tanganku . 'dia' yang mereka pikir hancurkanku , sebenarnya selalu menguatkanku . 'dia' yang mereka pikir kacaukanku , sebenarnya selalu berusaha tegarkanku . 'dia' yang mereka pikir lukaiku , sebenarnya selalu ukirkan senyum di hatiku .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar